Kasus Omicron Belum Usai, WHO Peringatkan Varian Covid-19 Baru: Lebih Menular dan Mematikan
Varian Omicron di Indonesia sendiri, diduga akan mengalami puncak gelombang kenaikan pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022. Hal itu berkaca dari mayoritas kenaikan kasus Omicron di dunia yang terjadi dalam kurun waktu yang sangat cepat berkisar antara 35 hingga 65 hari.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa 90 persen transmisi lokal Omicron terjadi di DKI Jakarta.
“Kami juga sampaikan bahwa lebih dari 90 persen transmisi lokal terjadi di DKI Jakarta. Jadi kita harus siapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi varian Omicron. Kita harus sudah memastikan bisa menangani dengan baik,” katanya dalam laman resmi Kemkes belum lama ini.
Kendati demikian, pemerintah melalui Kemkes akan memperkuat pelayanan kesehatan. Hal lain yang mendukung, yaitu mengoptimalkan sistem pelayanan, memenuhi kebutuhan obat-obatan, oksigen, serta menjamin keamanan dan kesehatan tenaga kesehatan yang berisiko tinggi terpapar virus.
“Kebutuhan obat di 34 Provinsi sudah mencukupi, Favivirapir, Remdesivir, Tocilizimah 400mg/20ml, multivitamin, IVIg 5%/50ml total 4.958.599, sedangkan stoknya mencapai 23.663.526. Sementara ketersediaan oksigen di 20 Kabupaten/Kota besar di Jawa-Bali mencukupi rata-rata kebutuhan hingga lebih dari 48 jam,” kata dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemkes dalam keterangan resminya dikutip, Kamis (10/2/2022)
Editor: Elvira Anna