Kasusnya Melonjak, Apakah Ada Vaksinasi untuk Flu Singapura?
Selain itu, menurut Prof Edi kehadiran vaksinasi tidak bisa serta merta tersedia di suatu negara apabila angka kesakitan dan kematian terhadap suatu penyakit rendah. Sebagai contoh pada pandemi Covid-19 kemarin yang angka kematian dan kesakitannya begitu tinggi. Sehingga sangat penting vaksinasi untuk melindungi imun tubuh dari rantai penyebaran Covid-19.
“Sehingga kalau dia misalnya penyakit-penyakit yang menyebabkan kematian tinggi, pasti vaksinnya sudah dilakukan pembuatan, karena untuk menjaga kematian,” ujarnya.
Sementara itu, untuk angka kematian akibat flu Singapura ini masih tergolong rendah, meskipun telah mengalami kenaikan kasus yang signifikan di Indonesia.
Anak-anak yang terinfeksi flu Singapura hanya disarankan untuk tetap menjaga nutrisi dan isolasi selama 5 sampai dengan 7 hari hingga virusnya melemah serta tak menularkan lagi.
Prof Edi menjelaskan bahwa kehadiran vaksin untuk flu Singapura ini masih belum begitu diperlukan karena bukan dalam kondisi yang emergensi. Namun apabila ke depannya kasus flu Singapura ini semakin mewabah dan angka kematiannya tinggi, maka ketersediaan vaksin flu Singapura bisa saja dilengkapi di Indonesia.
“Jadi vaksinasi itu tidak mesti bisa dilakukan tergantung keperluannya. Jadi kalau dia memang penyakit yang menyebabkan banyak wabah, kematiannya tinggi, pasti sudah dilakukan penelitian untuk vaksinasi,” katanya.
Editor: Elvira Anna