Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca di Jabar dan Jateng, Antisipasi Hujan Lebat
Advertisement . Scroll to see content

Kemajuan Teknologi Meningkatkan Penemuan Vaksin Lebih Cepat

Selasa, 10 November 2020 - 17:38:00 WIB
Kemajuan Teknologi Meningkatkan Penemuan Vaksin Lebih Cepat
Kemajuan teknologi bisa meningkatkan penemuan vaksin lebih cepat. (Foto: BNPB)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pengetahuan tentang seluk-beluk vaksin memang bukan konsumsi orang awam selama ini. Teknologi, sumber daya, dan infrastrukturnya hanya diketahui segelintir orang, yakni peneliti dan produsen vaksin itu sendiri, serta komunitas ilmuan.

Tidak pelak, hal ini menimbulkan keraguan di benak masyarakat, apakah mungkin dalam waktu singkat sebuah vaksin bisa diciptakan. Demi menjawab keraguan tersebut, dalam acara Dialog Inspirasi bertajuk “Tata Cara Penemuan Vaksin” yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (2/10/2020), telah menghadirkan Prof. Ngurah Mahardika, Ahli Virologi Universitas Udayana yang mengetahui betul seluk-beluk pembuatan vaksin dari awal.

“Zaman dahulu tentu harus dapat agennya dulu yang murni. Setelah itu diperbanyak dan kemudian baru disiapkan sebagai vaksin. Itu yang menempuh waktu yang lama. Zaman sekarang, teknologi telah memungkinkan kita melakukannya dengan cepat. Tidak perlu lagi agen penyakit dan bisa dibuat sintetis, jadi bisa sangat cepat. Zaman dahulu perlu waktu lama untuk menemukan bibitnya saja. Zaman sekarang hanya perlu waktu satu dua bulan saja untuk menemukan bibitnya,” kata Prof Ngurah Mahardika.

Dalam pemaparannya, Prof. Ngurah Mahardika menyebutkan ada sedikitnya empat ragam vaksin yang dibedakan berdasarkan bahan dasarnya. Pertama, berbasis virus murni yang dimatikan sehingga tidak berbahaya bagi manusia, ada pula yang berbasis DNA atau mRNA, ketiga ada vaksin berbasis adenovirus, dan terakhir adalah vaksin berbasis protein.

“Ragam basis vaksin ini punya kelebihan dan kekurangan tentunya, seperti vaksin berbasis virus yang dimatikan yang saat ini diujicobakan di Indonesia adalah jenis paling lazim, sehingga regulasi penggunaanya jauh lebih ringkas. Sementara vaksin berbasis DNA dan adenovirus memang belum ada contohnya yang beredar di masyarakat, sehingga regulasinya memakan waktu lama,” kata Mahardika.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut