Indonesia Punya 3 Vaksin Covid-19, Yuk Kenali Perbedaannya
JAKARTA, iNews.id – Vaksinasi Covid-19 di Indonesia hingga kini terus dilakukan pemerintah. Ternyata di Indonesia sendiri sudah ada tiga jenis vaksin yang dipakai. Penasaran kan apa saja perbedaan dari tiga jenis vaksin Covid-19 ini.
Diketahui bahwa vaksinasi adalah satu dari banyak cara yang dipakai demi menciptakan herd immunity (kekebalan kelompok). Indonesia sendiri, sudah melakukan vaksinasi dengan tiga vaksin berbeda, yakni Sinovac, AstraZeneca, serta Sinopharm yang khusus digunakan untuk vaksinasi mandiri.
Meski demikian, saat ini masih banyak masyarakat yang belum paham dengan perbedaan-perbedaan vaksin Covid-19 ini. Merangkum dari laman Instagram Kawal Covid-19 @kawalcovid19.id, Senin (3/5/2021), menjelaskan mengenai perbedaan dari ketiga jenis vaksin ini. Berikut ulasannya.
Vaksin Sinovac (CoronaVac)
Vaksin ini menjadi yang pertama datang ke Indonesia, sejak awal Desember 2020. Vaksin berasal dari virus yang dinonaktifkan (Inactivated virus vaccine). Virus SARS-Cov2 dinonaktifkan secara kimiawi dengan senyawa yang disebut beta-propiolakton sehingga virus tidak dapat bereplikasi. Meski demikian, semua proteinnya masih tetap utuh.

Khusus untuk tingkat efikasi atau kemanjuran pada tahap III 50 persen (strain asli), sementara efikasi untuk varian B1351 asal Afrika Selatan masih belum diketahui. Dosis untuk vaksin jenis ini yakni dua dosis berjarak 14 hari, dan penyimpanan harus dalam 2-8 derajat celsius.
Vaksin Oxford AstraZeneca
Berbeda dengan vaksin Sinovac, vaksin AstraZeneca berbasis viral vektor. Viral vector artinya di DNA yang mengodekan protein spike terlindung di dalam sebuah virus yang aman. Sel yang terinfeksi mengekspresikan protein spike yang menyebabkan respons imunitas.

Tingkat efikasi pada tahap III 82 persen (strain asli), efikasi untuk varian B1351 asal Afrika Selatan sebesar 10 persen. Sementara untuk dosis diberikan dua dosis berjarak 12 minggu (hasil maksimal didapatkan dengan pemberian dosis kedua pada minggu ke-12 setelah dosis pertama). Dan penyimpanan vaksin harus 2-8 derajat celsius, selama 6 bulan.
Vaksin Sinopharm
Pada dasarnya prinsip kerja vaksin Sinopharm sama persis dengan vaksin Sinovac. Vaksin ini berasal dari virus yang dinonaktifkan (Inactivated virus vaccine). Virus SARS-Cov2 dinonaktifkan secara kimiawi dengan senyawa yang disebut beta-propiolakton sehingga virus tidak dapat bereplikasi.

Tingkat efikasi pada tahap III 79 persen (strain asli), sementara efikasi untuk varian B1351 asal Afrika Selatan masih belum diketahui. Khusus untuk dosis diberikan dua dosis berjarak 21 hari, dan penyimpanan vaksin harus 2-8 derajat celsius.
Editor: Elvira Anna