Nila Moeloek Buka-bukaan Tantangannya Jadi Menteri Kesehatan
JAKARTA, iNews.id – Empat tahun lebih Prof Dr dr Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM menjadi Menteri Kesehatan RI di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Seorang menteri yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia.
Tidak mudah mengemban tanggung jawab kesehatan masyarakat di negara berkembang dengan 264 juta penduduk, yang tentunya banyak masalah kesehatan, salah satunya adalah gizi. Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, Indonesia mengalami dua masalah gizi sekaligus, yaitu stunting dan obesitas.
"Tantangan klasik selama ini yang dihadapi adalah bagaimana menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), menurunkan angka kekurangan gizi dan stunting," kata Nila kepada iNews.id di Gedung Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Gizi ini, kemudian merentet lebih jauh ke arah penyakit tidak menular mematikan, yang disebut double burden of diseases.
"Di sisi lain, tren penyakit tidak menular meningkat. Misalnya, tren itu saya sebut penyakit katastropik atau penyakit berbiaya tinggi seperti gagal ginjal, kanker stroke, jantung, hemophilia, dan thalasemia," ucapnya.
Selain masalah gizi dan penyakit tak menular, kata dia, hal yang tak kalah penting tetapi justru menjadi tantangan adalah sumber daya manusia (SDM) baik dari segi kompetensi, jumlah, dan jenis distribusinya. Ini yang tak jarang menjadi penyebab kurangnya tenaga medis dan tenaga ahli di daerah-daerah terpencil.
Untuk itu di 2019 ini, yang menjadi tahun terakhir Nila menjadi Menteri Kesehatan RI, memfokuskan pada penurunan angka stunting dan pencegahan penyakit tidak menular mematikan.
"Banyak hal yang harus diselesaikan di tahun ini, salah satunya seperti stunting. Turun memang, menjadi 30,8 persen (Riset Kesehatan Dasar 2018), tapi WHO (World Health Organization) mengatakan batasnya 20 persen. Jadi, kita harus turunkan lagi," ucapnya.
Selain masalah stunting, juga penurunan angka penderita penyakit tuberkulosis (TB), yang mana Indonesia menempati urutan ketiga di dunia.
"Jadi, masih banyak hal. Kalau penyakit lainnya, saya kadang-kadang bengong juga, masih ada lepra, kaki gajah. Tetapi tantangan ke depan kita masih ke penyakit tak menular, bagaimana menyadarkan masyarakat (untuk memperhatikan kesehatannya)," kata Nila Moeloek.
Editor: Tuty Ocktaviany