Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sebelum Meninggal Dunia, Mudy Taylor Alami Sesak Napas
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Saat ini, tidak sedikit orang yang menjajal diet vegan dengan alasan ingin menghindari lemak. Namun, apakah hal ini memang baik untuk kesehatan tubuh Anda? Simak penjelasan berikut ini.

Sejak 1994, Hari Vegan Sedunia ditetapkan pada 1 November. Hari spesial ini dipilih untuk merayakan gerakan gaya hidup sehat menjadi seorang vegan dengan menghindari konsumsi hewani.

Namun, apakah menjalani gaya hidup ini benar-benar menyehatkan bagi tubuh? Jika iya, bagaimana caranya? Lantas, apa pula kekurangannya?

Berikut paparannya, seperti dijelaskan oleh Ahli Diet dari Tufts Medical Center, Alicia Romano, seperti iNews.id kutip dari Health, Jumat (3/11/2017).

Mengurangi Asupan Lemak Jenuh

Lemak jenuh adalah salah satu yang mendorong peningkatan kolesterol Anda dan cenderung berkontribusi pada penyakit kronis, seperti jantung. Kandungan lemak jenuh umumnya ditemukan pada produk hewani, seperti daging dan keju. Nah, dengan menjadi vegan, Anda akan secara otomatis mengurangi jumlah lemak jenuh yang dikonsumsi.

Kelebihan:

Menurunkan Risiko Terkena Penyakit Kronis

Menjadi vegan, secara otomatis dapat meningkatkan gaya hidup sehat. Sebab, Anda rutin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Karena itu, kandungan lemak jenuh Anda tergolong rendah dan hal ini dapat mengurangi risiko penyakit kronis tidak menular, seperti diabetes, gula, obesitas, stroke, dan serangan jantung.


Menyelamatkan Planet Bumi

Anda akan membuat planet ini lebih sehat. Pasalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa pola makan nabati lebih baik untuk lingkungan daripada makan daging. Memelihara hewan untuk makanan juga memerlukan sejumlah besar energi seperti tanah dan air.

Kekurangan:

Kehilangan Protein dan Nutrisi

Walaupun vegan dapat mengurangi risiko terkena penyakit kronis, Romano juga mengatakan ada kekurangan dalam diet vegan. Salah satunya adalah kehilangan protein dan nutrisi yang terkandung dari hewani.

Untuk menyiasati ini, Anda harus memasukkan protein nabati, seperti kacang, kacang polong, biji-bijian, tahu, kacang-kacangan dan biji-bijian. Termasuk mencari sumber kalsium alternatif (seperti kangkung, kacang-kacangan dan sayuran collard), vitamin D (jamur) serta vitamin B (buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian). Produk dan suplemen yang diperkaya bisa membantu Anda menghindari masalah ini.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut