Prevalensi Perokok Asia Tinggi, Akademisi Usul Ini untuk Kurangi Bahaya Tar
JAKARTA, iNews.id - Mengurangi kebiasaan merokok memang agak sulit dilakukan. Dibutuhkan cara alternatif untuk mengurangi dampak penyakit yang disebut oleh rokok.
Negara-negara di kawasan Asia, seperti Indonesia dan Filipina, menghadapi tantangan besar dalam menurunkan angka perokoknya. Penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, snus, maupun kantung nikotin, diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Dalam sambutannya pada acara Asia Harm Reduction Forum 2021 yang dilakukan secara virtual, Senin (28/6/2021), Peneliti Senior Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Profesor Achmad Syawqie menyampaikan, serangkaian cara yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia, seperti menaikkan tarif cukai rokok, kampanye anti-rokok, maupun penerapan regulasi yang ketat, dinilai tidak cukup efektif dalam menurunkan prevalensi perokok.
“Negara-negara seperti Indonesia, Filipina, dan lainnya masih diteror oleh masalah tingginya prevalensi perokok. Perokok akan terus merokok, kecuali ada cara lain bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan nikotinnya,” kata Syawqie.
Menurut Syawqie, produk tembakau alternatif merupakan salah satu cara yang lebih rendah risiko bagi perokok dewasa dalam memenuhi kebutuhan nikotin. Produk ini menerapkan konsep pengurangan bahaya sehingga mampu mengurangi risiko 90%-95% dibandingkan rokok.