Terapi Ini Jadi Harapan Baru Pasien Kanker Payudara Stadium Lanjut, Apa Itu?
JAKARTA, iNews.id - Mammografi masih menjadi gold standar dalam skrining kanker payudara. Mammografi dapat mendeteksi benjolan tumor kanker payudara di ukuran yang sangat kecil, sampai 0,2 milimeter dengan alat terbaru.
Sayangnya, skrining kanker payudara dengan mammografi masih sangat rendah di Indonesia. Itu juga yang menjadi salah satu faktor pasien kanker payudara datang ke fasilitas kesehata sudah dalam stasium lanjut.
Menurut Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, saat ini cakupan skrining kanker payudara dengan mammografi di Indonesia masih rendah. Apa penyebabnya?

"Salah satunya karena keterbatasan alat dan tenaga medis. Dari sekitar 3.000 rumah sakit di Indonesia, hanya sekitar 200 rumah sakit yang memiliki alat mammografi," ujar Siti Nadia dalam acara diskusi kesehatan yang diselenggarakan Forum Ngobras di kawasan Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Tak tinggal diam, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan angka skrining kanker payudara dengan mammografi ini, misalnya memastikan setiap rumah sakit provinsi dilengkapi dengan alat mammografi.
"Saat ini, dari 514 kabupaten/kota, yang memiliki mammografi saat data dikumpulkan masih di bawah 100 kabupaten/kota," kata Siti Nadia.
"Kami mengupayakan untuk meningkatkan sosialisasi program deteksi dini menggunakan SADARI dan SADANIS, sehingga ini bisa menjadi alternatif penemuan dini kasus kanker payudara," tambahnya.
Selain masalah akses terhadap mammografi yang masih sangat terbatas, kendala lain yang membuat angka skrining kanker payudara dengan mammografi rendah adalah masih beredarnya mitos di masyarakat.