Terjadi Gangguan Kesuburan Usai Menikah, Dokter Kandungan Sarankan Hal Ini

JAKARTA, iNews.id - Bagi pasangan suami istri, memiliki keturunan merupakan impian yang paling dinanti. Untuk mendapatkan keturunan, banyak cara dilakukan pasangan agar segera hamil.
Salah satunya, mengubah gaya hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan, serta olahraga dengan intensitas sedang selama 150 menit dalam seminggu, menghindari stres, serta istirahat yang cukup.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Konsultan Fertilitas dan Endokrinplogi Siloam Hospitals Surabaya, Ali Mahmud mengatakan, pasangan usia di bawah 35 tahun dikatakan kurang subur (subfertil) jika sudah menikah setahun dan melakukan hubungan suami istri secara rutin tanpa menggunakan kontrasepsi tapi belum hamil.
"Namun, jika usia istri di atas 35 tahun, waktu menunggu tersebut menjadi 6 bulan saja. Jika terjadi tanda-tanda tidak subur, Anda harus konsultasi dengan dokter kandungan atau ahli fertilitas untuk mendeteksi adanya kelainan atau hal yang dapat menggangu program kehamilan," kata dr Ali Mahmud, melalui edukasi Peran Laparoscopy dalam Program Kesuburan, dikutip Sabtu (28/8/2021).
Menurutnya, secara umum dokter akan menyarankan pemeriksaan dasar fertilitas, meliputi analisa sperma pada laki-laki, pemeriksaan usg transvagina, dan pemeriksaan HSG pada wanita.
Apabila hal ini dianggap belum cukup, lanjut dr Ali, perlu pemeriksaan dan tindakan selanjutnya. Maka, salah satu cara yaitu melalui teknik bedah invasif minimal (laparoscopy).
Dia menjelaskan, operasi laparoskopi dapat mendiagnosa (mendeteksi kelainan) dan sekaligus melakukan terapi (tindakan operasi). Jika ada kelainan yang sudah dikoreksi dengan laparoskopi, maka akan memberikan kesempatan untuk pasien hmail.
Dokter Ali mengatakan, apabila wanita belum hamil setelah satu tahun menikah dengan melakukan hubungan suami istri secara teratur, disarankan untuk konsultasi dengan dokter ahli kandungan terlebih dahulu.
"Apabila dicurigai ada salah satu penyebabnya, maka membutuhkan tindakan laparoskopi atau histeroskopi," kata dia.
Adapun penyebab terjadinya gangguan kehamilan adalah seperti timbul rasa nyeri menjelang dan saat menstruasi, hidrosalfing (pembengkakan saluran telur yang berisi cairan), dicurigai ada pelengketan di organ reproduksi yang ada dalam rongga perut, kista yang timbul di indung telur, mioma uteri, polip endometrium, dan pendarahan pada rahim yang tidak normal.
Apa Laparoskopi?
Laparoskopi adalah jenis prosedur bedah yang memungkinkan ahli bedah untuk mengakses bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan yang besar di kulit.
Dr Ali menjelaskan, prosedur ini dikenal sebagai operasi lubang kunci atau operasi invasif minimal. Melalui tindakan laparoskopi dengan menggunakan alat laparoskop, pasien bisa menghindari sayatan besar yang biasa dilakukan pada operasi konvensional.
"Laparoskop berbentuk seperti tabung kecil. Alat ini dilengkapi dengan cahaya dan kamera," katanya.
Selanjutnya menurut dr Ali, operasi laparoskopi juga dapat membantu mengatasi beberapa kasus seperti halnya hamil di luar kandungan, membantu menegakkan diagnostik yang berhubungan dengan fertilitas, histerektomi (angkat kandungan), endometriosis, kista bahkan prolas uteri.
Kenapa Melakukan Laparoskopi?
Laparoskopi di bidang kandungan banyak digunakan untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis sumber masalah yang terjadi pada bagian panggul atau perut.
"Tindakan ini biasanya dilakukan ketika metode pemeriksaan non invasif tidak dapat memberikan hasil yang cukup untuk melakukan diagnosis, seperti dengan pemeriksaan USG, CT Scan, dan MRI, misal pada kasus endometriosis," ujarnya.
Di samping untuk diagnosis, laparoskopi sekaligus bisa melakukan tindakan terapi, pada kasus mioma uteri. Laparoskopi bisa mengangkat mioma tersebut sama seperti pada operasi konvensional, juga operasi-operasi yang lain.
"Laparoskopi dipandang mempunyai lebih banyak keuntungan jika dibandingkan dengan laparatomi. Keluhan nyeri lebih ringan, fungsi pencernaan cepat pulih yang membantu waktu makan lebih cepat, serta menurunkan risiko keloid, infeksi dan pendarahan. Termasuk bekas luka yang minimal," kata dr Ali.
Dia menambahkan, laparoskopi, yaitu melihat ke dalam perut tanpa melakukan pembedahan besar, sering dilakukan untuk prosedur ginekologi dan gangguan fertilitas.
Dalam cara kerjanya, menurutnya, dokter akan mengevaluasi sistem reproduksi wanita termasuk, ovarium, rahim dan saluran tuba, serta beberapa keadaan seperti endometriosis, PCOS, perlengketan pada organ reproduksi bagian sehingga bisa dilakukan tindakan perbaikan jika ditemukan indikasi masalah yang mungkin menghambat fertilitas.
Mempunyai keturunan adalah idaman setiap pasangan menikah, agar berhasil Anda selalu berusaha dan fokus jika memang ada masalah yang menganggu kesuburan, yaitu berkonsultasi dengan dokter spesialis, mengubah gaya hidup bila hal ini ditengarai sebagai salah satu penyebab ketidaksuburan seorang wanita.
"Pasien dapat rutin berolahraga dan konsumsi makanan sehat, hindari obat-obatan terlarang dan minuman alkohol, hindari stres dan istirahat cukup," katanya.
Editor: Vien Dimyati