Terkuak, Alasan Mengapa Perawatan Antiaging Mahal
JAKARTA, iNews.id – Banyak orang yang melakukan perawatan antiaging selalu menghabiskan dana yang tidak sedikit. Kenapa itu bisa terjadi?
Presiden Badan Akreditasi Antiaging Dunia (WOCPM) sekaligus profesor pertama di dunia bidang kedokteran antiaging, Dr. Deby Vinski, MScAA, PhD membeberkan alasannya mengapa perawatan antiaging dibanderol harga yang tinggi. Salah satunya adalah bahan-bahan yang digunakan untuk perawatan antiaging atau teknologi medis untuk menggambat tanda-tanda penuaan itu tak diproduksi secara massal.
"Antiaging dianggap mahal memang, karena tidak ada produksi massal. Pasalnya sebagian besar produksinya berasal dari bahan-bahan yang natural, sehingga tidak bisa dipatenkan dan diproduksi massal," kata dr. Deby ketika acara ulang tahun Vinski Tower di bilangan Pondok Pinang, Ciputat, Jakarta, Senin (23/7/2018).
Bahan-bahan natural, serta teknologi anti-aging yang mendukung itulah, menyebabkan mahalnya harga yang harus dibayar untuk menghambat tanda-tanda penuaan. Tak cuma soal kecantikan, tetapi juga kesehatan secara umum.
"Antiaging medicine itu bukan cuma untuk terlihat cantik, tetapi juga bisa memanfaatkan teknologi di dunia ini buat kesehatan. Misalnya untuk penyakit diabetes melitus, kemudian stroke, dan masih banyak lagi," tutur profesor lulusan Saint Petersburg Rusia dan Efhre International University (EIU) Barcelona asal Indonesia ini.
Teknologi yang dimaksud menjadi bagian dari antiaging medicine adalah stem-cell. Teknologi yang disebut terapi sel punca inilah yang bisa memperbaiki sel-sel rusak dalam tubuh, sehingga mengobati penyakit-penyakit degeneratif.
Jadi, kata dr. Deby, harga yang mahal itu sangat berbanding selaras dengan hasil yang didapat oleh pasien anti-aging medicine. Tetapi jika mau sehat, Guru Besar Anti-aging ini menyarankan untuk menjaga pola hidup sehat seperti menjaga asupan makan, perbanyak protein, menghindari rokok, dan olahraga yang rutin.
Editor: Tuty Ocktaviany