Ternyata Mudah Mengajarkan Anak-Anak Hidup Sehat, Guru dan Orang Tua hanya Perlu Lakukan Ini
JAKARTA, iNews.id - Meningkatkan kesadaran menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) sebenarnya susah-susah gampang untuk diterapkan. Terlebih bagi anak-anak yang sudah mulai kembali ke sekolah.
Diketahui pandemi yang masih berlangsung sampai saat ini, memberikan dampak dan perubahan terhadap kehidupan masyarakat tak terkecuali anak-anak.
Pembatasan mobilitas dan terbatasnya interaksi sosial bersama teman-teman di sekolah bukan hal yang mudah untuk dapat diterima oleh anak-anak termasuk pengetatan gaya hidup bersih dan sehat salah satunya adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), yang juga merupakan salah satu protokol kesehatan utama.
Mengacu pada data yang dihimpun dari UNICEF menyebutkan bahwa Diare dan ISPA menjadi penyakit yang paling banyak dialami oleh anak-anak di Indonesia. Diare menjadi penyebab kematian anak sebanyak 18 persen dari semua kematian anak-anak di bawah 5 tahun di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa CTPS memiliki peranan penting untuk mencegah penularan penyakit dan Covid-19.
Sesditjen Kesehatan Masyarakat, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan mengajarkan anak-anak sekolah dasar untuk hidup sehat sebenarnya bisa dilakukan dengan cara sederhana. Salah satunya membiasakan mereka mencuci tangan dan menjalankan protokol kesehatan baik di lingkungan rumah ataupun sekolah.
Dia mengatakan cuci tangan adalah cara mudah yang bisa diajarkan orang tua dan guru untuk hidup sehat.
“Sejak pemerintah menerapkan aturan untuk selalu mencuci tangan, terbukti angka kasus penyakit diare berkurang signifikan. Itu membuktikan cuci tangan adalah hal mendasar untuk menjaga diri dari berbagai penyakit,” kata dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid di sela-sela peluncuran platform edukasi digital website dan mobile web Kao Life Academy, Selasa (26/7/2022).
Demi mendukung gerakan hidup sehat Kementerian Kesehatan juga menjalin kerja sama dengan Kao Indonesia lewat anak KAO (kreatif, aktif, dan optimistis).Kementerian Kesehatan juga menjalin kerja sama dengan Kao Indonesia lewat anak KAO (kreatif, aktif, dan optimistis).

Tercatat sampai saat ini program Anak KAO telah mengedukasi lebih dari 15.000 anak usia sekolah dasar dan menengah pertama. Rencananya pada 2022 diharapkan dapat menjangkau tambahan 10.000 anak Indonesia lainnya yang berada di 5 Provinsi Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Anak-anak sekolah dasar ini bisa menjadi agen perubahan hidup sehat di lingkungan dan rumah mereka,” kata Siti Nadia.
Ditambahkan Susilowati, VP Marketing PT Kao kampanye edukasi Anak KAO berfokus pada peningkatan kesadaran dan pemberian dukungan fasilitas sabun cuci tangan serta wastafel untuk anak usia sekolah.
“Kami sangat bangga kampanye ini terus didukung oleh Kementerian Kesehatan, dan tentunya dapat berkelanjutan untuk mewujudkan pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup,” kata Susilowati.
Lewat Kampanye Anak KAO diharapkan dapat mendorong terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat di lingkup sekolah, mulai dari siswa-siswi, guru hingga masyarakat sekolah dan juga orang tua. Selain itu, edukasi terkait dengan peningkatan kesehatan mental dan jiwa bagi kelompok usia anak dan remaja.
Editor: Elvira Anna