Viral Sarapan Kukusan, Menkes Sebut FOMO yang Positif!
JAKARTA, iNews.id - Fenomena sarapan dengan makanan kukusan sedang viral di media sosial. Bahkan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ikutan.
Ya, dalam konten video Instagram, Menkes Budi membagikan menu sarapan yang adalah makanan kukusan. Menurutnya, tren ini perlu disebarkan ke banyak orang, karena kebiasaan yang positif dan menyehatkan.
Bahkan, Menkes kagum dengan beberapa pedagang yang memilih berjualan kukusan. Dia berharap, semakin banyak penjual makanan kukusan, sehingga kebiasaan baik itu terus menyebar luas di masyarakat.
"Ternyata sudah banyak sekarang orang jualan makanan sehat seperti ini, hebat kan mereka,” ucap Menteri Budi dalam Instagram-nya @bgsadikin, dikutip Kamis (13/11/2025).
Menu yang umumnya ditawarkan dari makanan kumusan ini antara lain telur, ubi, jagung hingga talas. Bahkan, ada juga yang menjual sayuran kukus seperti wortel, brokoli, hingga kentang.
Menurut Menkes, makanan kukusan ini menyehatkan, karena satu piring dari sarapan kukusan umumnya memiliki kandungan gizi yang baik dan seimbang seperti karbohidrat, serat, protein, dan vitamin. Ini menjadikan makanan kukusan seperti ubi, talas hingga jagung rebus sangat ideal untuk isi perut saat sarapan.
Karena itu, Menkes mengajak masyarakat untuk mulai membiasakan makan-makanan kukusan atau ini bisa menjadi ide usaha agar tren asupan sehat ini bisa terus hidup di tengah masyarakat.
"Buat para penjual atau pedagang sarapan sehat mau yang di pinggir jalan atau yang harus PO dulu, kalian boleh banget berikan informasi yang lengkap tentang jualan kukusan atau salad kalian di kolom komentar saya, ya. Kita konsisten bersama buat FOMO-in budaya Sarapan Sehat ini pokoknya,” jelas Menkes Budi.
Makan makanan dengan proses dikukus memiliki banyak manfaat untuk kesehatan karena cara memasak ini tidak menggunakan minyak dan menjaga kandungan gizi bahan makanan.
Mengukus membantu mempertahankan vitamin dan mineral seperti vitamin C dan B kompleks yang mudah rusak oleh panas tinggi atau air rebusan. Zat gizi tidak larut atau hilang ke dalam air seperti saat direbus.
Karena tidak menggunakan minyak, makanan kukusan mengandung lebih sedikit lemak jenuh dan kalori dibanding gorengan atau tumisan. Gaya hidup ini cocok untuk menjaga berat badan dan kesehatan jantung.
Editor: Muhammad Sukardi