Wajib Tahu, Ini Cara Deteksi dan Kurangi Efek Penyakit Kaki Gajah
JAKARTA, iNews.id - Salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, yakni kaki gajah atau filariasis. Penyakit ini dapat menyebabkan bagian tubuh penderita membengkak, bahkan tak jarang urine penderitanya akan berwarna putih.
“Kelenjar getah bening bisa pecah, cairannya seperti susu bisa pecah, bisa masuk ke urine. Pecah bernanah, jamur, di situ jadi menderita sekali,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakita Tular Vektor dan Zoonotik, Kemenkes RI, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, DSc., Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa 25 September 2018.
Gejala yang dirasakan oleh para penderita penyakit kaki gajah akan datang pada lima tahun ke depan. Namun yang pasti, bila seseorang terserang penyakit ini akan ada benjolan di daerah lipatan-lipatan dan makin lama akan membesar.
“Jika masih stadium satu, waktu pagi dan siangnya bengkaknya hilang. Bengkaknya jika ditusuk akan kembali. Pada stadium dua, bengkaknya bertahan, enggak cuma pagi saja. Stadium tiga, sudah mulai jelek. Sela jari hilang, kulit masih halus dipencet udah enggak balik. Stadium empat, bengkaknya menetap mulai ada benjolan, lipatan sudah tidak ada. Staduim lima benjolan makin banyak, makin besar, stadium enam sudah seperti lumut. Dan, ketujuh tidak akan terlihat bentuknya lagi,” tuturnya.
Masyarakat harus melakukan deteksi dini agar penyakit tersebut tidak menjadi parah. Untuk menyembuhkannya, dapat meminta obat di puskesmas terdekat. Namun bila terserang cukup parah, yang dapat dilakukan adalah tidak membuat keadaan semakin parah.