WHO Umumkan Kasus Kematian Pertama di Dunia akibat Flu Burung, Gejalanya Demam dan Sesak Napas
Pada 24 April, pria tersebut lantas mencari pertolongan medis dan segera dirawat di rumah sakit Institut Nasional Penyakit Pernafasan (INER). Sayangnya, dia meninggal pada hari yang sama.
Pasca-kematian pria tersebut, otoritas kesehatan INER lantas langsung mulai melakukan uji sampel yang diambil dari pria itu. Pada 8 Mei, Pusat Laboratorium Biologi Molekuler Penyakit Berkembang untuk Penelitian Penyakit Menular menunjukkan sampel tersebut positif influenza A (H5N2).
Pada 22 Mei, Institut Diagnosis dan Referensi Epidemiologi mengonfirmasi jenis virus tersebut. Sejauh ini, otoritas kesehatan belum mengetahui asal penularan, karena pria tersebut tidak memiliki riwayat terpapar unggas atau hewan lain.
Investigasi epidemiologi dilakukan setelah 17 kontak diidentifikasi dan dipantau di rumah sakit tempat pasien meninggal dan 12 kontak tambahan diidentifikasi di dekat tempat tinggal pasien, dengan semua hasil tes negatif SARS-Cov-2 dan influenza.
Meskipun tidak ada lagi kasus flu burung yang dilaporkan, hasil seluruh sampel serologis masih menunggu keputusan.