Bikin Heboh, Paul McCartney Gelar Konser Dadakan di Stasiun New York

JAKARTA, iNews.id – Musisi legendaris Paul McCartney membuat pengunjung stasiun Grand Central Terminal, New York, Amerika Serikat, heboh. Mantan gitaris The Beatles itu tiba-tiba hadir dan membuat konser dadakan.

Berlangsung pada jam sibuk, Jumat (7/9/2018) waktu setempat, McCartney menyapa para sejumlah calon penumpang kereta yang memadati stasiun itu. Tak ayal, kehadirannya itu membuat sebagian pengunjung histeris.

Baca Juga

Cegah Penyalahgunaan Bebas Visa,Thailand Perketat Pemeriksaan Imigrasi

"Ini cukup mengejutkan," kata Stephen McLaughlin, 57, saat menunggu kereta ke Westchester, seperti dilansir Foxnews, Sabtu (8/9/2018). ”Dia adalah idola. Aku besar dengan sosoknya. Saya belum pernah melihatnya kecuali di TV," kata dia.

Hal sama dirasakanAdam Birnbaum. “Saya benar-benar kaget. Saya tak pernah menginginkan apa pun kecuali hal seperti ini,” ujarnya, bersemangat.

Kedatangan Paul McCartney ternyata untuk promo album solo barunya bertajuk Egypt Station. Konser dadakan itu pun menuai sanjungan penggemar.

"Kami fans berat Paul McCartney," kata Mikey Bosso yang melakukan perjalanan dari Connecticut bersama saudaranya, Mark. "Grand Central cocok dengan tema album barunya - seperti stasiun kereta," kata dia.

McCartney yang kini berusia 76 tahun muncul di pintu masuk 42nd sekitar pukul 17.30 sambil melambaikan tangan ke kerumunan orang yang memujanya saat mereka mengambil foto. Sejumlah orang terpana, seakan tak percaya sang legendaris itu ada di depan mereka.

Sebelumnya, Paul McCartney sedikit memberikan bocoran mengenai rencana konsernya ini dalam penampilannya di "Tonight Show" Jimmy Fallon, Kamis malam.

”Ini pertunjukan kejutan. Kami belum memberi tahu siapa pun, tetapi judul albumnya "Egypt Station", sehingga mungkin ada sedikit petunjuk di sana - stasiun,” ujar kata musisi kelahiran Liverpool, Inggris ini.

Tapi, tak semua orang beruntung menyaksikan langsung konser dadakan itu. Hanya 300 penggemar yang mendapat tiket. Tapi hal ini tidak menghentikan ratusan orang lainnya yang terus berdatangan memenuhi aula utama dengan harapan bisa masuk - atau setidaknya mendengar musik.

Editor: Zen Teguh