Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Merah Putih Warnai Madrid! KBRI Gelar Jalan Sehat dan Lomba Tradisional Rayakan HUT ke-80 RI
Advertisement . Scroll to see content

Mengenal Husein Mutahar, Pencipta Lagu Hari Merdeka dan Penggagas Paskibraka

Senin, 16 Agustus 2021 - 15:59:00 WIB
Mengenal Husein Mutahar, Pencipta Lagu Hari Merdeka dan Penggagas Paskibraka
Hari Merdeka merupakan lagu ciptaan komponis musik Indonesia sekaligus negarawan bernama Husein Mutahar. (Foto: Dok Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Siapa yang tak kenal dengan lagu Hari Merdeka. Liriknya yang menggelora sudah diajarkan para guru sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Lagu ini selalu dikumandangkan pada saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus

“Tujuh belas Agustus tahun empat lima. Itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka nusa dan bangsa. Hari lahirnya bangsa Indonesia, Mer-de-ka,” demikian sepenggal lirik lagu Hari Merdeka.

Hari Merdeka merupakan lagu ciptaan komponis musik Indonesia sekaligus negarawan bernama Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar atau lebih dikenal dengan nama Husein Mutahar.

Pencipta lagu-lagu perjuangan Indonesia ini lahir di Kota Semarang pada 5 Agustus 1916. Melansir dari situs Encyclopedia Jakarta, Senin (16/8/2021), Husein Mutahar terkenal sebagai spesialis musik himne.

Ada kisah unik pula di balik penciptaan lagu Hari Merdeka. Diketahui, lagu Hari Merdeka tersebut diciptakan di toilet sebuah hotel di Yogyakarta, yakni Hotel Garuda Yogyakarta. Saat itu, Husein Mutahar satu kamar dengan Hugeng, yang kemudian menjadi Kepala Polri. 

Keduanya ketika itu bersama mengawal Bung Karno. Diceritakan dalam situs tersebut, Hugeng saat itu kebingungan mencari kertas dan pulpen untuk Mutahar karena dia tergopoh-gopoh hendak menuangkan gagasannya ke atas kertas.

Selain Hari Merdeka (1946), Husein Mutahar telah menciptakan hampir seratus lagu. Di antaranya yang populer adalah himne Syukur (1944), dan karya terakhirnya, Dirgahayu Indonesiaku, yang diterima sebagai lagu resmi peringatan 50 tahun Indonesia Merdeka.

Di samping sebagai pencipta lagu, Husein Mutahar juga terkenal sebagai pendiri Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Diketahui, gagasan Paskibraka lahir pada 1946, di saat ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. 

Ketika memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI pertama, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. 

Pada saat itulah, di benak Mutahar, terlintas gagasan sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air. Mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa.

Setelah berpuluh tahun menjadi negarawan dan sempat menjabat sebagai Duta Besar RI di Vatikan sejak 1969 hingga 1973, Husein Mutahar meninggal dunia di Jakarta pada 9 Juni 2004. Dia mengembuskan napas terakhir di usia 88 tahun.

Mutahar meninggal di kediaman anak angkatnya, Sanyoto, di Cipete, Jakarta Selatan. Sang penerima Bintang Gerilya dan Bintang Mahaputra itu diketahui tinggal di Cipete, setelah rumahnya di kawasan Kebayoran Baru ludes terbakar bersama dokumen-dokumen penting miliknya. Jenazah sang negarawan itu lalu dimakamkan di Pemakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

Kepergian Husein Mutahar meninggalkan delapan anak angkat, belasan cucu, dan karya-karya lagunya yang tak lekang dimakan zaman. 

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut