Mengenang Rama Aiphama, Penyanyi Dangdut Melayu dengan Busana Ikonik
JAKARTA, iNews.id - Kabar duka datang dari industri hiburan Indonesia. Penyanyi dangdut senior Rama Aiphama dikabarkan meninggal dunia pada Rabu, 11 Maret 2020. Pelantun lagu ‘Dinda Bestari’ itu berpulang di usia 63 tahun.
“Benar. Kabar itu saya dapat dari WA keluarga,” kata salah satu rekan dekatnya, Sam Alatas saat dihubungi media.
Berdasarkan informasi yang diterima iNews.id, jenazah Rama Aiphama disemayamkan di rumah duka kawasan Condet, Jakarta Timur. Rencananya, jenazah akan dimakamkan setelah Salat Ashar di TPU Al Muchtar Cimanggis.
Dikenal sebagai Rama Aiphama
Selama hidupnya, pedangdut era ‘80-an ini memiliki dikenal dengan nama Rama Aiphama. Namun, nama aslinya adalah Sayyid Mohammad bin Syagab Al-‘Idrus. Ia lahir pada 17 September 1956 di Gorontalo.
Memiliki darah Arab-Gorontalo
Lahir di Gorontalo, Rama Aiphama memiliki darah Arab. Itu nampak dari nama dan perawakannya.
Menggeluti musik dangdut dan Melayu
Selama hidupnya, Rama Aiphama dikenal sebagai penyanyi beraliran campuran Melayu, dangdut, reggae, dan keroncong. Puncak kariernya adalah pada era 90-an, dengan lagu daur ulang Dinda Bestari. Sejumlah diskografi lainnya yakni ‘Keroncong Disco Reggae’, ‘Pesona Melayu’, dan ‘Keroncong Jaipong Dangdut’.
Terkenal busana ikonik
Tak hanya terkenal lewat lagu-lagu dangdut dan melayu bernuansa reggae, Rama Aiphama juga terkenal eksentrik karena busana yang kerap dipakainya. Itu menjadi busana ikonik seorang Rama Aiphama, yaitu pakaian yang menjuntai-juntai berwarna warni mecolok dan topi khas di kepalanya.
Editor: Dani M Dahwilani