Pembajakan Masih Terjadi, Radja Sempat Enggan Keluarkan Karya Baru
JAKARTA, iNews.id - Sebagai musisi kartya menjadi bukti bahwa mereka tetap ada di ranah musik Indonesia. Namun tak sedikit musisi yang kini malas untuk menciptakan lagu.
Lagi-lagi masalah pembajakan menjadi alasan utama para musisi atau band enggan untuk mengeluarkan lagu baru. Mereka merasa dirugikan oleh para pembajak yang mengeruk keuntungan dari hasil jerih payah para musisi.
"Teman-teman musisi sekarang banyak yang berkeluh kesah. Sampai teman sebelah sampai ngomong 'gile sampai berapa cangkir kopi untuk membuat lagu, berapa biaya yang dihabiskan untuk ide-ide dan membayar biaya produksi studio tapi dengan mudahnya orang-orang mengambil karya kita tanpa harus mengeluarkan biaya dan mendapatkan untung dari kita," ujar Moldy, gitaris Radja saat ditemui di kawasan Cibubur, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Meski saat ini era digital platform, musisi tetap dirugikan dengan pembajakan yang seolah sulit untuk ditangkap. Bagi Moldy ini sudah termasuk pencurian karya yang tak bisa terus dibiarkan.
"Itu salah satu yang membuat kita kadang-kadang sedih karena tidak ada tindakan apa-apa terhadap pembajak ini. Kita sebagai yang memproduce atau menulis karya, teman-teman sebagai musisi merasa dicuri," terangnya.
"Yang berkarya kadang ada dampak malas, akhirnya teman-teman berpikiran, ngapain software asli toh karya kita dibajak. Jadi ada dampak pengaruhnya," imbuh Moldy.
Tanpa penindakan yang jelas, musisi berada di posisi serba salah. Tak sedikit musisi yang mencoba protes, namun mereka sendiri yang merasa rugi.
"Sebenarnya protes dan malas ya sama sih. Di satu sisi malas karena yang Moldy bilang, susah-susah nyiptain lagu keluar bajakannya. Protesnya harusnya kita nggak berkarya, tapi kita juga yang rugi kalau nggak ada karya," ujarnya Indra
Editor: Adhityo Fajar