3 Macam Puasa yang Bisa Dikerjakan di Bulan Muharram, Niat dan Keutamaannya
JAKARTA, iNews.id - Ada beberapa macam puasa yang bisa dikerjakan di bulan Muharram. Menjelang 1 Muharram 1444 Hijriah yang jatuh tanggal 30 Juli 2022, terdapat amalan-amalan penuh keutamaan yang bisa dilakukan.
Salah satu amalan sunnah yang bisa dilakukan di bulan Tahun Baru Islam itu adalah dengan berpuasa. Puasa di bulan Muharram bahkan disebut sebagai sebaik-baiknya puasa setelah puasa Ramadhan.
Hal itu sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم
"Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram." (HR. Muslim).
Puasa sunnah hari Senin-Kamis juga menjadi salah satu amalan baik yang bisa dilakukan di bulan Ramadhan. Selain itu, ada juga puasa Ayyamul Bidh yang umumnya dikerjakan pada tanggal 13,14,15 di bulan-bulan Qomariyah.
Selain itu, setidaknya ada 3 macam puasa yang bisa dikerjakan di bulan Muharram. Puasa sunnah tersebut adalah Puasa Muharram, Puasa Tasu'a, dan Puasa Asyura.
Puasa Muharram boleh dilakukan kapan saja mulai tanggal 1 Muharram, pertengahan maupun akhir bulan. Misalnya saja, puasa ini dapat dilakukan tanggal 1 Muharram yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam. Bacaan Niat Puasa Muharram:
نَوَيْتُ صَوْمَ مُحَرَّمٍ سُنَّةً لِلهِ تَعَالى
Nawaitu Shouma Muharramin Sunnatan Lillahi Ta'ala
Artinya: Aku niat berpuasa di bulan Muharram sunnah karena Allah Ta'ala.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa tanggal 9 Muharram untuk membedakan diri dengan orang Yahudi yang hanya melaksanakan puasa tanggal 10 Muharram.
Niat Puasa Tasu'a (9 Muharram):
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوْعَاءَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالى
Nawaitu Sauma Tasu'a Sunnatan Lillahi Ta'ala.
Artinya: Aku niat berpuasa Tasu'a (hari kesembilan Muharram) sunnah karena Allah Ta'ala.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: pada saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shaum Asyura dan memerintah para sahabat untuk melaksanakan nya, mereka berkata, “Wahai Rasulullah hari tersebut (asyura) adalah hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Insya Allah jika sampai tahun yang akan datang aku akan shaum pada hari kesembilannya".
Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal sebelum sampai tahun berikutnya” (HR Muslim 1134).
صوموا يوم عاشوراء وخالفوا فيه اليهود وصوموا قبله يوما أو بعده يوما
“Puasalah hari Asyura’ dan jangan sama dengan model orang Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Ahmad, Al Bazzar).
Salah satu hari yang sangat istimewa di bulan Muharram adalah Hari Asyura atau hari ke-10. Asyura berasal dari kata asyara, artinya bilangan sepuluh. Pada hari ini, dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah
Niat Puasa 'Asyura (10 Muharram) adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُوْرَاءَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالى
Nawaitu Shouma 'Asyura Sunnatan Lillahi Ta'ala.
Artinya: Aku niat berpuasa 'Asyura (hari kesepuluh Muharram) sunnah karena Allah Ta'ala.
Adapun keutamaan shaum tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam hadits dari Abu Qatadah, bahwa shaum tersebut bisa menghapus dosa-dosa kita selama setahun yang telah lalu (HR Muslim 2/819).
Imam An Nawawi ketika menjelaskan hadits di atas beliau berkata: “Yang dimaksud dengan kaffarat (penebus) dosa adalah dosa-dosa kecil, akan tetapi jika orang tersebut tidak memiliki dosa-dosa kecil diharapkan dengan shaum tersebut dosa-dosa besarnya diringankan, dan jika ia pun tidak memiliki dosa-dosa besar, Allah akan mengangkat derajat orang tersebut di sisi-Nya.” Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Rasulullah SAW bersabda:
لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا ، يَعْنِى عَاشُورَاءَ ، فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ ، وَهْوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى ، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ . فَقَالَ « أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ » . فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura’. Beliau bertanya, “Hari apa ini?” Mereka menjawab, “Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (HR. Al Bukhari).
Demikian adalah macam-macam puasa yang bisa dilakukan di bulan Muharram. Puasa tersebut baik dilaksanakan dengan niat mendapatkan ridho dan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala. Wallahualam bisawab
Editor: Komaruddin Bagja