Peringatan maulid adalah salah satu sarana untuk menanamkan dan menebarkan cinta terhadap Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam kepada lintas generasi, agar mereka terpaut hati dengannya.
Bahkan peringatan maulid termasuk salah satu amal yang paling utama karena menuntun kita menuju cinta yang mulia ini. Yaitu cinta kepada insan pilihan yang telah datang menyelamatkan ummat manusia dari kesesatan, kezaliman, kejahiliahan, kemusyrikan dan kekufuran.
Melalui peringatan maulid, kita belajar, mengajarkan dan saling mengingatkan bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling mulia. Beliau-lah yang mengajarkan dan mengingatkan kita akan kemuliaan dirinya dalam sabdanya:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ (رَوَاهُ الْبَزَّارُ وَالْبَيْهَقِيُّ)
Maknanya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia” (HR al-Bazzar dan al-Baihaqi).
Demikian kultum singkat tentang meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW.
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Contoh Kedua Kultum tentang Akhlak
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ الله، لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِالله وَ بَعْدُ
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul di tempat mulia ini.
Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam.
Dewasa ini, tidak sedikit orang yang mempunyai banyak ilmu, namun tidak mempunyai akhlak atau kurang akhlaknya. Yang lebih banyak lagi, kejadian terhadap mereka yang masih dalam proses menimba ilmu di tahapan dasar, namun sudah sangat kurang ajar terhadap gurunya.
Sering sekali muncul di pemberitaan, bahwa ada segerombolan murid yang mencaci, menghina bahkan sampai memukul gurunya karena murid tidak suka, atau murid tidak terima dengan tindakan guru, dan faktor lainnya.
Padahal para ulama sudah menjelaskan bahwa kedudukan akhlak itu ada di atasnya ilmu. Hal tersebut bisa dilihat dari nasehat para ulama semisal Imam Malik Rahimahullah, beliau pernah mengatakan:
تعلم األدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Lantas apa saja akhlak dalam mencari ilmu?
Pertama, Hendaknya seorang murid menimbang dan melakukan istikharah kepada Allah tentang seorang guru yang mau diambil ilmunya.
Kedua, berakhlak yang baik bagi setiap murid agar bisa menerima ilmu. Terutama akhlak kita kepada guru yang telah mentransfer ilmunya kepada kita.
Ketiga, seorang murid tidak menginginkan penambahan ilmu tatkala kurang teguh dalam bersikap wara’ atau beragama, atau tidak memiliki tingkah laku yang baik.
Keempat, murid hendaknya mengikuti kepada gurunya dalam berbagai urusannya, dan tidak keluar dari pendapat maupun pengaturannya.
Kelima, hendaknya murid memandang guru dengan pandangan penghormatan dan meyakini padanya derajat kesempurnaan, karena dengan seperti itu bisa lebih berpotensi untuk mendapatkan manfaat darinya.
Keenam, memanggil guru dengan sopan. Seyogianya, janganlah memanggil guru dengan panggilan yang tidak ada penghormatannya, jangan pula memanggilnya dari kejauhan, akan tetapi memanggilnya dengan ucapan: “wahai sayyidi, wahai ustadzi”.
Itulah yang bisa saya sampaikan dalam kultum singkat ini. Semoga memberikan manfaat. Mohon maaf bila ada salah kata ataupun ucap yang tidak berkenan di hati.
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku