JAKARTA, iNews.id - Sholat sunnah yang dilaksanakan secara berjamaah jadi informasi yang perlu diketahui umat Muslim. Tata cara pelaksanaan sholat dapat dilakukan dengan munfarid maupun jamaah.
Sholat sunnah berjamaah merupakan sholat sunnah yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama. Adapun salah satu orang menjadi imam dan lainnya menjadi makmum.
Mengapa Surat Al Baqarah Ayat 255 Dinamai Ayat Kursi? Begini Penjelasannya
Berikut sholat sunnah yang dilaksanakan secara berjamaah yang berhasil iNews.id rangkum dari berbagai sumber, Senin (30/10/2023).
Sholat Sunnah yang Dilaksanakan Secara Berjamaah
1. Sholat Tarawih
Sholat tarawih adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada bulan Ramadhan. Sholat yang dikerjakan sebanyak 11 hingga 23 rakaat itu dilaksanakan setelah melakukan sholat Isya.
Tata Cara Sholat Magrib Sendiri dan Berjamaah, Lengkap dengan Niatnya
Sholat tarawih dapat dilaksanakan secara berjamaah. Sebagaimana pada hadist Abu Dzar Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda,
مَنْ قَامَ مَعَ اْلإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة
Doa Setelah Sholat Ashar Berjamaah, Wajib Dihafalkan!
“Barang siapa qiyamul lail bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya (pahala) qiyam satu malam (penuh).” [HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah, Nasa’i, dan lain-lain, Hadits shahih. Lihat Al ljabat Al Bahiyyah, 7]
Hadits ini sekaligus juga memberikan anjuran, agar melakukan shalat tarawih secara berjamaah dan mengikuti imam hingga selesai.
Hukum Shalat Berjamaah Laki-Laki dan Perempuan yang Bukan Mahram, Muslim Wajib Tahu!
2. Sholat Idul Fitri
Sholat Idul Fitri dilaksanakan setelah umat Islam melakukan ibadah puasa bulan Ramadhan. Sholat sunnah yang terdiri dari 2 rakaat ini berbeda pelaksanaanya dengan sholat sunnah pada umumnya.
Adapun cara pelaksanaan sholat Idul Fitri, yakni rakaat pertama takbir sebanyak 7 kali dan rakaat kedua di takbir dibaca sebanyak 5 kali. Sebelum melaksanakan sholat ini hendaknya makan dan minum.
3. Sholat Idul Adha
Sholat Idul Adha merupakan sholat sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah. Berbeda dengan sholat Idul Fitri, sholat sunnah yang dilaksanakan sebanyak 2 rakaat ini tidak dianjurkan untuk minum dan makan sebelum sholat.
Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad 5: 352.Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)
4. Sholat Istisqa
Sholat Istisqa adalah sholat sunnah yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meminta diturunkannya hujan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Adapun sholat sunnah muakkad yang tidak didahului dengan adzan dan iqamah ini didirikan dengan jumlah 2 rakaat.
Selain Al-Qur'an, dalil pengerjaan salat istisqa juga dijelaskan dalam hadits Nabi SAW. Dari Abbad bin Tamim dari pamannya,
"Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah keluar bersama orang-orang untuk minta hujan. Lalu beliau shalat istisqa 2 rakaat dengan mengeraskan bacaan. Beliau merubah posisi selendangnya, dan mengangkat kedua tagannya untuk berdoa dengan menghadap kiblat." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud & Tirmidzi)
5. Sholat Gerhana
Sholat gerhana adalah salah satu sholat sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah. Adapun sholat ini dilakukan pada saat terjadinya gerhana.
Namun Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan bahwa sholat gerhana secara jamaah bukanlah syarat. Jika seseorang sedang berada di rumah makan boleh mengerjakannya saat itu juga.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam,
فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا
“Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah”. (HR. Bukhari no. 1043)
Dalam hadits ini, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam tidak mengatakan, ”(Jika kalian melihatnya), shalatlah kalian di masjid.” Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa shalat gerhana diperintahkan untuk dikerjakan walaupun seseorang melakukan shalat tersebut sendirian.
Namun, tidak diragukan lagi bahwa menunaikan shalat tersebut secara berjama’ah tentu saja lebih utama (afdhol). Bahkan lebih utama jika shalat tersebut dilaksanakan di masjid karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengerjakan shalat tersebut di masjid dan mengajak para sahabat untuk melaksanakannya di masjid.
Ingatlah, dengan banyaknya jama’ah akan lebih menambah kekhusu’an. Dan banyaknya jama’ah juga adalah sebab terijabahnya (terkabulnya) do’a.” (Syarhul Mumthi’, 2: 430)
Demikianlah sholat sunnah yang dilaksanakan secara berjamaah. Semoga informasi ini dapat memberikan manfaat ya!
Editor: Komaruddin Bagja
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku