3. Alaydus
Marga Alaydrus diturunkan oleh Imam Abdullah Alaydrus bin Abu Bakar as-Sakran bin Abdurrahman Assegaf. Jadi Alaydrus merupakan cucu Assegaf. Ibunya bernama Syeikhah Maryam binti Ahmad bin Muhammad dari keluarga Barasyid.
Imam Abdullah Alaydrus adalah Sang Utayrus yang bermakna singa atau macan, sebuah kiasan untuk seorang raja, di mana beliau merupakan Raja Para Wali di masanya. Beliau telah dipanggil Utayrus sejak kecil oleh kakeknya, Imam Abdurrahman Assegaf.
Imam Abdullah Alaydrus memiliki lima putra dan lima putri. Putri-putrinya adalah Ruqayah, Khadijah, Kultsum, Talkhah dan Bahiyah. Sedangkan putra-putranya adalah Abu Bakar al-Adeni, Muhammad, Syeikh, Husin dan Alwi. Dua anak pertama keturunannya terputus, sedangkan tiga lainnya tetap lestari.
Syeikh kemudian menurunkan submarga Alaydrus seperti keluarga Bin-Umar, al-Zein serta marga ash-Sholabiyah. Sedangkan Husin menurunkan banyak submarga Alaydrus, di antaranya keluarga al-Umar bin Zein, al-Hazem, ats-Tsibi, al-Ismail dan al-Maigab. Adapun Alwi menurunkan Alaydrus yang lain.
4. Al-Jufri
Marga al-Jufri diturunkan oleh Imam Abu Bakar al-Jufri bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Faqih Muqaddam. Ibunya bernama Syarifah Maryam, adalah putri dari Imam Abdurrahman Assegaf. Jadi al-Jufri merupakan cucu Assegaf dari pihak ibu.
Kakeknya dari pihak ibu inilah yang mula-mula memanggil beliau dengan panggilan Jufrati yang bermakna anak kecil kesayangan yang berbadan gemuk dan kekar. Berkat panggilan tersebut juga, setelah dewasa beliau menjadi seorang ahli ilmu Jafar.
Ilmu Jafar adalah disiplin ilmu yang mengkonversikan huruf Arab ke dalam angka sehingga menghasilkan bilangan yang memiliki makna. Seperti kenapa suatu wirid harus dibaca 50 atau 100 kali, itu semua diatur dalam ilmu Jafar.
5. Al-Attas
Marga al-Attas diturunkan oleh Imam Abdurrahman bin Agil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf.
Sebetulnya yang pertama kali disebut al-Attas adalah ayahnya, Imam Agil bin Salim, kakak kembar dari Syeikh Abu Bakar bin Salim. Selanjutnya gelar ini dipakai oleh Abdurrahman bin Agil dan keturunannya. Sedangkan anak Imam Agil yang lain memakai gelar al-Agil.
Al-Attas dalam bahasa Arab bermakna “bersin”. Gelar itu bermula dari karomah Imam Agil yang bersin dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’ ketika masih dalam kandungan. Selain bersin, hal unik dari Imam Agil beserta saudara kembarnya saat berada di dalam kandungan adalah percakapan keduanya yang didengar langsung oleh ibu mereka, Syarifah Thalhah binti Agil.
Di dalam kitab Tajul Arasy dikisahkan bahwa ibunya mendengar salah satu janin berkata, “Keluarlah engkau.” Satunya lagi menimpali, “Engkau terlebih dahulu.” Akhirnya salah satu janin berkata, “Keluarlah dahulu, nanti aku yang masyhur (dikenal), sedangkan yang masyhur itu ada karena keberkahan yang mastur (tersembunyi)”.
Tak lama setelah itu keluarlah bayi pertama yang diberi nama Agil, disusul bayi kedua yang diberi nama Abu Bakar
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku