JAKARTA, iNews.id - Amalan yang tidak terputus setelah seseorang meninggal dunia penting diketahui sebagai bekal di akhirat nanti. Dalam ajaran Islam, manusia yang telah meninggal dunia tidak membawa bekal apa-apa kecuali amal ibadah yang dikerjakan selama hayatnya.
Semua pangkat, jabatan, harta, anak dan istri ditinggalkannya. Namun, ada tiga amalan yang tidak akan terputus dan menjadi jariyah di alam kubur.
Doa Saat Keluar dan Masuk Rumah Lengkap dengan Artinya
Amalan yang tidak terputus setelah seseorang meninggal dunia
Ustaz Muhammad Alawi Harahap dari Kemenag mengatakan, dalam riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
5 Amalan 10 Muharram yang Dianjurkan, Nomor 4 Hari Rayanya Anak Yatim
Artinya: "Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang salih." (HR Muslim nomor 1631)
Dari hadits di atas disebutkan ada tiga amalan yang tidak akan putus setelah seseorang meninggal dunia yaitu, sedekah jariyah yang bermanfaat, ilmu yang diajarkan dan doa anak saleh yang mendoakan kedua orang tuanya.
Berikut 3 Amalan yang tidak terputus setelah seseorang meninggal dunia:
1. Sedekah jariyah
Sebagai umat Islam diajarkan untuk saling tolong menolong dengan cara menyedekahkan hartanya kepada orang yang tidak mampu.
Sedekah atau shodaqoh berasal dari kata "shadaqa" yang artinya jujur, benar, memberi dengan ikhlas. Ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang bersedekah berarti telah berlaku jujur kepada dirinya sendiri mengenai kelebihan yang telah di berikan oleh Allah.
Sedekah meliputi sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunat (at-tatawwu) atau sedekah spontan dan sukarela yang sama artinya dengan infaq.
Mengapa Allah dan Rasulullah memerintahkan umatnya untuk bersedekah? Sebab, di dalam sedekah itu tertanam berlipat-lipat pahala. Allah memberikan ganjaran dan menyayangi umatnya yang peduli terhadap sesama.
Allah SWT berfirman:
اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah peinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS. Al hadid: 18).
Ibnu Katsir menjelaskan, sesungguhnya orang-orang yang bersedekah dengan menginfakkan sebagian hartanya, baik laki-laki maupun perempuan, dan mereka dengan ikhlas meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan balasan kebaikan bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia dari sisi-Nya.
2. Ilmu yang diajarkan
Ilmu ibarat lampu yang sinar. Kalau mempunyai ilmu, Allah akan mengangkat derajat seseorang. Karena itu, sungguh beruntung orang yang memiliki ilmu dan mengajarkannya.
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu sampai ke Negeri China. Imam Asy Syafi'i juga mengatakan bahwa barang siapa yang ingin bahagia di dunia dan akhirat hendaklah berilmu.
Secara khusus, Allah SWT bahkan memberikan posisi yang mulia bagi para penuntut ilmu. Hal itu seperti disebutkan dalam firman-Nya di Surah Al Mujadilah ayat 11.
یَرۡفَعِ اللّٰہُ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡکُمۡ ۙ وَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ دَرَجٰتٍ ؕ وَ اللّٰہُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِیۡرٌ
“Niscaya Allah akan mengangkat atau meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti tentang apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadilah ayat 11).
3. Doa anak saleh
Selanjutnya adalah anak saleh yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya. Anak adalah harapan orang tua. Karena itu, doa anak yang salih sangat diharapkan oleh orang tuanya yang sudah meninggal dunia.
Sudah menjadi kewajiban bagi tiap anak manusia untuk mendoakan kedua orang tua yakni ibu dan bapaknya sebagai bukti kecintaan kepada mereka yang telah melahirkan, mendidik dan membesarkan. Mendoakan kedua orang tua tak hanya saat mereka sudah meninggal, namun juga kala mereka masih hidup agar diberikan keselamatan dan keberkahan dalam hidupnya.
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (QS. Surat Al Isra: 23-24)
Ibnu Katsir menerangkan ayat tersebut berisi anjuran bagi tiap anak untuk berbuat baik dan tidak berkata kasar atau ah kepada orang tua. Anak juga diperintahkan berendah diri kepada keduanya di saat keduanya telah berusia lanjut serta mendoakan kebaikan untuk mereka.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa ada tiga amalan yang tidak terputus setelah seseorang meninggal dunia.
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku