JAKARTA, iNews.id - Ayat Al-Qur'an tentang berbuka puasa dapat menjadi salah satu khazanah ilmu yang perlu diketahui menjelang bulan Ramadhan. Berbuka puasa dilaksanakan saat terdengar adzan magrib setelah umat Muslim menjalankan puasa seharian.
Buka puasa dalam bahasa Arab disebut dengan futhur atau ifthar. Kata ‘futhur’ juga digunakan untuk sebutan makan pagi (sarapan) di hari-hari lain.
Namun, pengertian buka puasa (ifthar) secara istilah lebih dari sekadar membatalkan puasa dengan makan minum saat waktu maghrib tiba. Rasulullah bersabda,
لِلصَّآئِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ اْلفُطُوْرِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَآءِ رَبِّهِ.
Artinya: “Ada dua kebahagiaan bagi orang yang puasa. Kebahagiaan pada saat berbuka dan kebahagiaan pada saat berjumpa dengan Allah.”
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 109)
Hadits di atas, kebahagiaan berbuka puasa semestinya tidak dinisbatkan pada pemenuhan kebutuhan raga atau kenyang saja. Lebih dari itu, ada kebahagiaan rohani dalam berbuka, terlebih jika senantiasa dalam kebaikan.
Lantas, adakah ayat Al Quran mengenai buka puasa? Berikut adalah penjelasannya yang dirangkum iNews.id, Jumat (17/3/2023).
Ayat Al Quran tentang Buka Puasa
Buka puasa juga disinggung dalam Al Quran, khususnya mengenai waktu pelaksanaannya. Waktu puasa yang disepakati kaum muslimin dan telah berlangsung sejak masa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya hingga masa kita sekarang, berawal dari terbit fajar shadiq dan berakhir hingga terbenamnya matahari secara sempurna di balik ufuk. Allah Ta’ala berfirman,
ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ (سورة البقرة: 187)
“Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” QS. Al-Baqarah: 187
Ayat di atas menunjukkan bahwa waktu berbuka adalah ketika matahari terbenam berdasarkan hukum syariat. Malam di dalam bahasa Arab, merujuk pada waktu mulai matahari terbenam terbit fajar shadiq atau terbit matahari.
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa radhiallahu anhu, dia berkata:
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ وَهُوَ صَائِمٌ ، فَلَمَّا غَرَبَتْ الشَّمْسُ قَالَ لِبَعْضِ الْقَوْمِ : يَا فُلاَنُ ! قُمْ فَاجْدَحْ لَنَا – أي : اخلط السويق بالماء ، وحركه كي نشربه - فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ! لَوْ أَمْسَيْتَ . قَالَ : انْزِلْ فَاجْدَحْ لَنَا . قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ! فَلَوْ أَمْسَيْتَ . قَالَ : انْزِلْ فَاجْدَحْ لَنَا . قَالَ : إِنَّ عَلَيْكَ نَهَارًا . قَالَ : انْزِلْ فَاجْدَحْ لَنَا . فَنَزَلَ فَجَدَحَ لَهُمْ ، فَشَرِبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، ثُمَّ قَالَ : إِذَا رَأَيْتُمْ اللَّيْلَ قَدْ أَقْبَلَ مِنْ هَا هُنَا فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ)
“Kami bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah perjalanan sedangkan dia dalam keadaan puasa. Ketika matahari terbenam, dia berkata kepada sebagian orang, ‘Wahai fulan, campurkan sawiq dengan air dan aduklah agar dapat kita minum.’ Dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, hari masih sore.’ Beliau berkata, ‘Turunlah dan buatkan minuman itu untuk kami.’ Dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, hari masih sore.’ Beliau berkata, ‘Turunlah dan buatkan minuman itu.’ Dia berkata, ‘Hari masih siang.’ Maka dia singgah untuk membuatkan minuman, lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam meminumnya. Kemudian beliau bersabda, ‘Jika kalian menyaksikan malam telah datang dari sini dan sini, maka orang berpuasa boleh berbuka.”
Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ‘Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk menyegerakan berbuka puasa, tidak diwajibkan sama sekali bagi seseorang untuk berpuasa pada sebagian malamnya. Tapi, kapan saja terbenamnya matahari terwujud, dihalalkan untuk berbuka.
Kesepakatan kaum muslimin dalam berbuka dan menyantap makanan langsung setelah mendengar azan untuk shalat Maghrib, merupakan dalil yang kuat. Lantas, bagaimana doa berbuka puasa?
Berikut ini adalah doa berbuka puasa:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa ala rizqika aftartu. Birahmatika yaa arhamar roohimiin.
Doa buka puasa yang lain didasarkan hadits shahih riwayat Abu Dawud, yang berbunyi sebagai berikut:
حدثنا عبد الله بن محمد بن يحيى أبو محمد حدثنا علي بن الحسن أخبرني الحسين بن واقد حدثنا مروان يعني ابن سالم المقفع قال رأيت ابن عمر يقبض على لحيته فيقطع ما زاد على الكف وقال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
"Kami mendapat riwayat dari Abdullah bin Muhammad bin Yahya, yaitu Abu Muhammad, kami mendapat riwayat dari Ali bin Hasan, kami mendapat riwayat dari Husain bin Waqid, kami mendapat riwayat dari Marwan, yaitu Bin Salim Al-Muqaffa‘, ia berkata bahwa aku melihat Ibnu Umar menggenggam jenggotnya, lalu memangkas sisanya. Ia berkata, Rasulullah bila berbuka puasa membaca, ‘Dzahabazh zhoma'u wabtallatil ‘urûqu wa tsabatal ajru, insyâ Allah’," (HR Abu Dawud)
Editor : Komaruddin Bagja
Follow Berita iNews di Google News