Bacaan Ghunnah: Pengertian, Hukum, dan Contoh
JAKARTA, iNews.id - Bacaan Ghunnah berikut patut untuk dipelajari oleh umat muslim. Pemahaman tentang salah satu hukum Tajwid tersebut akan berkaitan dengan ketartilan sebuah bacaan Al-Qur’an.
Sementara itu, membaca Al-Qur’an dengan tartil adalah sebuah keharusan. Maka jika belum mampu, umat muslim dianjurkan untuk mempelajari ilmu tajwid terlebih dahulu.
Rasulullah SAW bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ
Artinya: Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan bacaan Alquran.
Sementara itu, Allah Ta’ala berfirman:
اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ
Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Surat Al Muzzamil: 4).
Adapun penjelasan mengenai bacaan Ghunnah dan contohnya, yang dilansir iNews.id dari berbagai sumber, Jumat (15/12/2023).
Secara harfiah, ‘Ghunnah’ artinya suara di pangkal hidung. Sementara menurut al-Shadiq Qamhawi dalam kitab al-Burhan fi Tajwid Al-Qur’an, Ghunnah dalam ilmu Tajwid berarti suara dengung yang tersusun dalam bentuk huruf nun dan mim yang terletak pada kedua huruf tersebut.
Hukum bacaan Ghunnah adalah dengan membunyikan huruf mim dan nun serta didengungkan selama dua ketukan atau satu alif. Hukum tersebut berlaku saat terdapat nun mati dan mim mati atau nun dan mim bertasydid.
Penjelasan mengenai cara membaca bacaan Ghunnah ini tertuang dalam kitab Tuhfat al-Athfal, yang berbunyi:
وغن نونا ثم ميما شددا # و سم كلا حرف غنة بدا
Artinya: Dengungkanlah mim dan nun yang bertasydid dan namakanlah kedua huruf tersebut dengan huruf Ghunnah dan tampakkanlah.
Menurut Qamhawi, terdapat beberapa tingkatan kesempurnaan cara membaca Ghunnah. Tingkatan paling sempurna adalah dengan mendengungkan di pangkal hidung.
Namun jika belum mampu, diperbolehkan untuk membacanya dengan idgham, Apabila belum mampu maka boleh dibaca Ikhfa.
Jika belum mampu juga, maka bacaan tersebut boleh dibaca dengan jelas atau idzhar. Apabila masih belum mampu, diperbolehkan untuk membacanya sebagai huruf berharakat saja.
فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ
Fii Jiidiha Hablum mimmasad.
Dalam ayat tersebut, ‘min masad’ dibaca ‘mimm masad’ karena terdapat nun sukun, sehingga harus dilantunkan dengan mendengung.
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ
Wa ammaa man khoffat mawaaziinuh.
Dalam ayat tersebut, ‘amma’ dibaca mendengung karena terdapat mim yang ditasydid.
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ
Tarmiihim bihijaarotim mingsijjiil.
Demikian pengertian, hukum, dan contoh bacaan Ghunnah. Wallahu a’lam.
Editor: Komaruddin Bagja