JAKARTA, iNews.id - Bacaan niat dan waktu pelaksanaan puasa Syawal yang perlu diketahui seorang Muslim yang ingin menjalankan amalan sunnah setelah bulan Ramadhan.
Salah satu yang dianjurkan kala memasuki bulan Syawal adalah melaksanakan puasa sunah selama 6 hari. Bagaimana tata cara dan ketentuan, serta manfaat dari puasa Syawal tersebut akan dijelaskan berikut ini.
Ijtimak Ulama Hasilkan Delapan Rekomendasi Penyempurnaan Tafsir Al-Quran Kemenag
Sudah cukup masyhur bahwa selepas puasa Ramadhan sebulan penuh dan merayakan hari Idul Fitri 1 Syawal, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa enam hari di dalam bulan Syawal.
Status hukum puasa Syawal adalah sunnah bagi orang yang tak memiliki tanggungan puasa wajib, baik qadha puasa Ramadhan atau puasa nazar. Bagi mereka yang punya utang puasa Ramadhan karena uzur (misalnya sakit, perjalanan jauh, atau lainnya), status hukum berubah menjadi makruh.
Niat Puasa Syawal Sesuai Sunnah, Arab, Latin, dan Artinya Beserta Keutamaan
Namun, bagi mereka yang tidak berpuasa Ramadhan karena kesengajaan, tanpa uzur, status hukum menjadi haram. Sebaiknya, tunaikanlah dulu puasa wajib, baru kemudian puasa sunnah Syawal.
Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal
Kapan puasa Syawal dimulai? Idealnya tentu saja enam hari berturut-turut persis setelah hari raya Idul Fitri, yakni tanggal 2-7 Syawal. Tetapi orang yang berpuasa di luar tanggal itu, sekalipun tidak berurutan, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seakan puasa wajib setahun penuh.
Jadwal Puasa Syawal 1444 H Beserta dengan Bacaan Niat
Oleh karena itu, seseorang diperkenankan menentukan puasa Syawal, misalnya tiap hari Senin dan Kamis, melewati tanggal 13, 14, 15, dan seterusnya selama masih berada di bulan Syawal.
Seandainya seseorang berniat puasa Senin-Kamis atau puasa ayyamul bidl (13,14, 15 setiap bulan hijriah), ia tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal sebab tujuan dari perintah puasa rawatib itu adalah pelaksanaan puasanya itu sendiri terlepas apa pun niat puasanya.
5 Keutamaan Puasa Syawal 6 Hari setelah Idulfitri
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku