Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hukum Tajwid Surat Al Kahfi Ayat 110, Disertai Penjelasan Lengkap Cara Bacanya
Advertisement . Scroll to see content

Tafsir Surat Al Kahfi Ayat 110: Bahaya Syirik Tersembunyi Lebih Menakutkan dari Dajjal

Senin, 04 Januari 2021 - 19:10:00 WIB
Tafsir Surat Al Kahfi Ayat 110: Bahaya Syirik Tersembunyi Lebih Menakutkan dari Dajjal
Beribadah sebaiknya tidak mengharapkan pujian dari seseorang melainkan harus ikhlas. (Foto: ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pamer dalam mengerjakan ibadah agar mendapat pujian dari orang harus dihindari Muslim. Sebab, pujian yang diterima seseorang kadang membuat terlena hingga besar kepala. Bahayanya lagi, pujian itu bisa membuat manusia lupa akan Tuhan-nya yang telah memberikan kenikmatan atau anugerah. Hal ini bisa mengarah ke syirik tersembunyi yang bahayanya lebih menakutkan dari Dajjal.

Dalam Alquran, Surat Al Kahfi ayat 110 disebutkan tentang perbuatan amal manusia yang mengerjakan amal saleh untuk tidak mempersekutukan seorang pun dalam beribadah.

Allah SWT berfirman:

{قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا) 

Artinya: Katakanlah, "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa. Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS. Al Kahfi: 110).

Ibnu Katsir menerangkan dengan mengerjakan amal yang semata-mata hanya karena Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Demikianlah syarat utama dari amal yang diterima oleh-Nya, yaitu harus ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan syariat yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Saw.

Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui hadis Ma'mar, dari Abdul Karim Al-Jazari, dari Tawus yang mengatakan bahwa ada seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mengerjakan banyak amal perbuatan karena menginginkan pahala Allah, tetapi aku suka juga bila amal perbuatanku terlihat oleh orang-orang." Rasulullah Saw. tidak menjawab sepatah kata pun kepadanya, hingga turunlah ayat ini, yaitu firman Allah Swt.: Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya. (Al-Kahfi: 110)

وَقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، ثَنَا كَثِيرُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ رُبَيْحِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: كُنَّا نَتَنَاوَبُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَبِيتُ عِنْدَهُ، تَكُونُ لَهُ الْحَاجَةُ، أَوْ يَطْرُقُهُ أَمْرٌ مِنَ اللَّيْلِ، فَيَبْعَثُنَا. فَكَثُرَ الْمُحْتَسِبُونَ وَأَهْلُ النُّوب، فَكُنَّا نَتَحَدَّثُ، فَخَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: "مَا هَذِهِ النَّجْوَى؟ [أَلَمْ أَنْهَكُمْ عَنِ النَّجْوَى]. قَالَ: فَقُلْنَا: تُبْنَا إِلَى اللَّهِ، أَيْ نَبِيَّ اللَّهِ، إِنَّمَا كُنَّا فِي ذِكْرِ الْمَسِيحِ، وَفَرِقِنَا مِنْهُ، فَقَالَ: "أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ مِنَ الْمَسِيحِ عِنْدِي؟ " قَالَ: قُلْنَا: بَلَى. قَالَ: "الشِّرْكُ الْخَفِيُّ، أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّي لِمَكَانِ الرَّجُلِ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnuz Zubair, telah menceritakan kepada kami Kasir ibnu Zaid, dari Rabih ibnu Abdur Rahman ibnu Abu Sa'id Al-Khudri, dari ayahnya, dari kakeknya yang menceritakan. 

"Dahulu kami bergantian menjaga Rasulullah Saw. hingga kami menginap di dekat rumahnya, karena barangkali beliau mempunyai suatu keperluan atau ada urusan penting di malam hari, maka beliau tinggal menyuruh kami. Orang-orang yang melakukan tugas berjaga cukup banyak. 

Pada suatu ketika kami yang bertugas sedang berbincang-bincang, Rasulullah Saw. keluar dari rumahnya (karena mendengar pembicaraan kami), lalu beliau bersabda, 'Pembicaraan apakah yang sedang kalian bisikkan?'. Kami menjawab, 'Kami bertobat kepada Allah, hai Nabi Allah. Sesungguhnya kami sedang membicarakan tentang Al-Masih Dajjal, kami merasa takut terhadapnya'. Rasulullah Saw. bersabda, 'Maukah aku beri tahukan kepada kalian hal yang seharusnya lebih kalian takuti daripada Al-Masih Dajjal menurutku?' Kami menjawab, 'Tentu kami mau.' Rasulullah Saw. bersabda: 'Syirik tersembunyi, yaitu bila seseorang berdiri mengerjakan salatnya karena ingin dilihat oleh orang lain'.”

Syaddad berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

مَنْ صَلَّى يُرَائِي فَقَدْ أَشْرَكَ، وَمَنْ صَامَ يُرَائِي فَقَدْ أَشْرَكَ، وَمَنْ تَصَدَّقَ يُرَائِي فَقَدْ أَشْرَكَ؟ " فَقَالَ عَوْفُ بْنُ مَالِكٍ عِنْدَ ذَلِكَ: أَفَلَا يَعْمِدُ اللَّهُ إِلَى مَا ابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ مِنْ ذَلِكَ الْعَمَلِ كُلِّهِ، فَيَقْبَلُ مَا خُلِصَ لَهُ وَيَدَعُ مَا أُشْرِكَ بِهِ؟ فَقَالَ شَدَّادٌ عَنْ ذَلِكَ: فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ: أَنَا خَيْرُ قَسِيمٍ لِمَنْ أَشْرَكَ بِي، مَنْ أَشْرَكَ بِي شَيْئًا فَإِنَّ [حَشْده] عَمَلَهُ قَلِيلَهُ وَكَثِيرَهُ لِشَرِيكِهِ الَّذِي أَشْرَكَ بِهِ، وَأَنَا عَنْهُ غَنِيٌّ"

Barang siapa yang salat dengan pamer, maka sesungguhnya dia telah musyrik. Barang siapa yang berpuasa karena pamer, sesungguhnya dia telah musyrik. Dan barang siapa yang bersedekah karena pamer, sesungguhnya dia telah musyrik. Pada saat itu juga Auf ibnu Malik berkata, "Apakah Allah tidak mau menerima bagian dari apa yang dikerjakan karena mengharapkan pahala­Nya dari amal itu, lalu menolak bagian dari amal itu yang pelakunya mempersekutukan Dia dengan yang lain?" 

Maka Syaddad saat itu juga menjawab bahwa dirinya pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Allah pernah berfirman, 'Aku adalah sebaik-baik pemberi terhadap orang yang berbuat syirik kepada-Ku. Barang siapa yang mempersekutukan Aku dengan sesuatu, maka se­sungguhnya amal perbuatannya —baik yang banyak maupun yang sedikit— Aku berikan kepada temannya yang dia persekutukan dengan Aku karena Aku tidak memerlukannya.”

Menurut jalur periwayatan lain dari hadis ini diketengahkan oleh Imam Ahmad. Imam Ahmad mengatakan:

حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الحُبَاب، حَدَّثَنِي عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، أَخْبَرَنَا عُبَادَةُ بْنُ نُسيّ، عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّهُ بَكَى، فَقِيلَ لَهُ: مَا يُبْكِيكَ؟ قَالَ: شَيْءٌ سَمِعْتُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُهُ [فَذَكَرْتُهُ] فَأَبْكَانِي، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ يَقُولُ: "أَتَخَوَّفُ عَلَى أُمَّتِي الشِّرْكَ وَالشَّهْوَةَ الْخَفِيَّةَ". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَتُشْرِكُ أُمَّتُكَ [مِنْ بَعْدِكَ؟] قَالَ: "نعم، أَمَا إِنَّهُمْ لَا يَعْبُدُونَ شَمْسًا وَلَا قَمَرًا، ولا حجرًا ولا وثنًا، ولكن يراؤون بِأَعْمَالِهِمْ، وَالشَّهْوَةُ الْخَفِيَّةُ أَنْ يُصْبِحَ أَحَدُهُمْ صَائِمًا فَتَعْرِضُ لَهُ شَهْوَةٌ مِنْ شَهَوَاتِهِ فَيَتْرُكُ صَوْمَهُ.

telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepadaku Abdul Wahid ibnu Ziyad, telah menceritakan kepada kami Ubadah ibnu Nissi,.dari Syaddad ibnu Aus r.a., bahwa pada suatu hari kelihatan ia menangis. Lalu ada yang bertanya kepadanya, "Apakah yang menyebabkan kamu menangis?" Syaddad ibnu Aus menjawab bahwa yang menyebabkan dia menangis ialah sesuatu hal yang pernah ia dengar dari Rasulullah Saw. pernah bersabda: Aku merasa khawatir terhadap umatku perbuatan syirik dan syahwat yang tersembunyi. Saya (Syaddad) bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah umatmu akan berbuat syirik sesudahmu?" Rasulullah Saw. menjawab: Ya, tetapi sesungguhnya bukan karena mereka menyembah matahari, bukan karena menyembah rembulan, bukan karena menyembah batu, dan bukan karena menyembah berhala. Akan tetapi, (aku khawatirkan mereka) pamer dengan amal perbuatannya. 

Syahwat yang tersembunyi itu ialah bila seseorang dari kalian pada pagi harinya berpuasa, lalu timbullah suatu syahwat dalam dirinya, maka ia meninggalkan puasanya (dan mengerjakan apa yang diinginkan oleh syahwatnya).

Hadis lain dari Imam Ahmad:

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يُونُسُ، حَدَّثَنَا لَيْث، عَنْ يَزِيدَ -يَعْنِي ابْنَ الْهَادِ-عَنْ عَمْرٍو، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: "إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ". قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ الله؟ قال: "الرياء، يقول الله يوم القيامة إذا جزى الناس بأعمالهم: اذهبوا إلى الذين كنتم تراؤون فِي الدُّنْيَا، فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Yazid ibnul Had, dari Amr, dari Mahmud ibnu Labid, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Sesungguhnya hal yang sangat aku khawatirkan akan menimpa kalian ialah syirik kecil.” Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu?” Rasul Saw. menjawab, "Riya (pamer), kelak di hari kiamat Allah akan berfirman saat memberikan pahala amal perbuatan manusia, 'Pergilah kalian kepada orang-orang yang kalian pamer kepadanya saat di dunia, dan lihatlah oleh kalian apakah kalian menjumpai adanya pahala balasan (amal kalian) pada mereka'.”

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ -يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ-أَخْبَرَنِي أَبِي، عَنْ زِيَادِ بْنِ مِينَاءَ، عَنْ أَبِي سَعِيدِ بْنِ أَبِي فَضَالَةَ الْأَنْصَارِيِّ -وَكَانَ مِنَ الصَّحَابَةِ-أَنَّهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِذَا جَمَعَ اللَّهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ، نَادَى مُنَادٍ: مَنْ كَانَ أَشْرَكَ فِي عَمَلٍ عَمِلَهُ لِلَّهِ أَحَدًا، فَلْيَطْلُبْ ثَوَابَهُ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ، فَإِنَّ اللَّهَ أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ".

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bukair, telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid ibnu Ja'far, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Ziyad ibnu Mina, dari Abu Sa'id ibnu Abu Fudalah Al-Ansari yang berpredikat sahabat, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Apabila Allah telah menghimpunkan orang-orang yang terdahulu dan yang terkemudian pada hari yang tiada keraguan padanya (hari kiamat), terdengarlah suara seruan yang mengatakan, "Barang siapa yang mempersekutukan Aku dengan seseorang dalam suatu amalnya yang seharusnya karena Allah, hendaklah ia meminta pahala (amalnya) dari selain Allah. Karena sesungguhnya Allah tidak memerlukan amal yang dihasilkan dari kemusyrikan.”
Imam Turmuzi dan Ibnu Majah telah mengetengahkan hadis ini melalui Muhammad ibnul Bursani dengan sanad yang sama.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، حَدَّثَنَا بَكَّارٌ، حَدَّثَنِي أَبِي -يَعْنِي عَبْدَ الْعَزِيزِ بْنَ أَبِي بَكْرَةَ -عَنْ أَبِي بَكْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ سمَّع سمَّع اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ رَاءَى رَاءَى اللَّهُ بِهِ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdul Malik, telah menceritakan kepada kami Bakkar telah menceritakan kepadaku ayahku (Abdul Aziz ibnu Abu Bakrah), dari Abu Bakrah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang ingin didengar, maka Allah menjadikannya terkenal dengannya; dan barang siapa yang pamer, maka Allah akan memamerkan (amal)nya.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ، حَدَّثَنَا شَيْبَانُ، عَنْ فِرَاسٍ، عَنْ عَطِيَّةَ، عَنْ أبي سعيد الْخُدْرِيِّ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ يُسَمِّعْ يُسَمِّعُ اللَّهُ بِهِ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Syaiban, dari Firas, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id Al-Khudri, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Barang siapa yang pamer, maka Allah akan memamerkan amalnya; dan barang siapa yang ingin didengar (amalnya), maka Allah menjadikan (amal)nya terkenal.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ شُعْبَةَ، حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ مُرَّةَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَجُلًا فِي بَيْتِ أَبِي عُبَيْدَةَ؛ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو يُحَدِّثُ ابْنِ عُمَرَ ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مَنْ سَمَّع النَّاسَ بِعَمَلِهِ سَمَّع اللَّهُ بِهِ، سَامَعَ خَلْقَهُ وَصَغَّرَهُ وَحَقَّرَهُ" [قَالَ]: فَذَرَفَتْ عَيْنَا عَبْدِ اللَّهِ

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id dari Syu'bah, telah menceritakan kepadaku Amr ibnu Murrah, bahwa di rumah Abu Ubaidah ia mendengar seorang lelaki mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Amr menceritakan hadis berikut dari Ibnu Umar yang telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Barang siapa yang amalnya ingin didengar oleh orang lain, maka Allah menjadikannya terkenal di kalangan semua makhluk-Nya, lalu Allah mengecilkan dan menghinakannya. Maka Abdullah menangis mencucurkan air matanya.

Wallahu A'lam Bish Showab.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut