Bukan Charles Darwin, Ilmuwan Muslim Ini Lebih Dulu Temukan Teori Evolusi
JAKARTA, iNews.id – Membicarakan teori evolusi, kebanyakan orang akan merujuk nama Charles Darwin. Ilmuwan asal Inggris ini dianggap peletak dasar ilmu tentang perubahan makhluk hidup dari waktu ke waktu.
Pemikiran Darwin dikenal melalui karyanya yang fenomenal “On the Origin of Species”. Buku berjudul lengkap On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life itu diterbitkan pada 24 November 1859.
Charles Darwin boleh disebut sebagai Bapak Teori Evolusi, namun sesungguhnya pemikiran tentang perubahan makhluk hidup itu jauh sebelumnya sudah pernah mengemuka.

Sekitar satu milenium sebelum Charles Darwin, seorang filsuf Muslim yang hidup di Irak, Al Jahiz, sudah menulis buku tentang proses evolusi binatang.
“Al Jahiz merupakan ahli biologi muslim pertama yang mengembangkan teori tentang evolusi. Dia menulis tentang efek lingkungan pada peluang kelangsungan hidup hewan, saat dia mengamati dan dengan hati-hati menggambarkan perjuangan nyata untuk keberadaan di antara semua spesies,” tulis Gulfnews, dikutip Sabtu (19/6/2021).
Kitab Al Hayawan
Nama asli filsuf itu sebenarnya Abu Usman Amr Bahr Alkanani Al Bisri. Namun sejarah mencatatnya sebagai Al Jahiz. Secara harfiah nama itu berarti ‘seseorang dengan bola mata yang nyaris copot’.
Tentu ini bukan sebutan yang paling bersahabat untuk memanggil seseorang. Namun ketenaran Al Jahiz terus hidup dalam bukunya yang berpengaruh, Kitab Al Hayawan (Buku tentang Binatang).
Al Jahiz lahir pada 776 sebelum Masehi di Kota Basra, Irak bagian selatan. Saat itu, gerakan Mutazilah yang mengutamakan akal ketimbang tradisi berkembang pesat di Basra.
Ketika Al Jahiz lahir, Basra berada di bawah kepemimpinan khalifah Abbasid. Kala itu, karya ilmiah berbahasa Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.