Dalil Zakat Fitrah dalam Al Quran dan Hadist, Umat Islam Harus Tahu!
JAKARTA, iNews.id - Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang mampu pada bulan Ramadhan sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap kaum fakir miskin dan sebagai penyucian jiwa.
Mengutip dari laman BAZNAS, terdapat 3 syarat wajib zakat fitrah (kondisi yang membuat seorang muslim terkena kewajiban membayar zakat fitrah). Tiga syarat wajib zakat fitrah adalah beragama Islam, hidup saat bulan Ramadhan, dan mempunyai kelebihan rezeki untuk kebutuhan pokok pada malam dan Hari Raya Idul Fitri baik untuk diri sendiri maupun keluarga.
Pembayaran zakat fitrah bisa dilakukan dengan memberikan sejumlah bahan makanan pokok seperti beras, gandum, kurma, atau sejenisnya, yang biasanya disesuaikan dengan harga setempat.
Jumlah zakat fitrah yang harus dibayar adalah satu sha' (sekitar 3 kg) dari bahan makanan pokok atau setara dengan nilai uang tunai yang telah ditetapkan oleh masyarakat setempat. Zakat fitrah harus dibayarkan sebelum waktu sholat Idul Fitri dilaksanakan. Bagi yang terlambat membayar zakat fitrah, maka ia tetap wajib membayar zakat tersebut dengan tambahan hukum membayar fidyah.
Sanksi bagi yang tidak membayar zakat fitrah adalah dosa dan dosa tersebut hanya dapat dihapuskan dengan membayar zakat fitrah tersebut. Sebaliknya, bagi yang membayar zakat fitrah dengan ikhlas, maka akan memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
Sementara itu, mereka yang berhak menerima zakat fitrah terpilah menjadi 8 golongan. Delapan golongan penerima zakat fitrah adalah: orang fakir; orang miskin; orang yang berutang (tak mampu bayar); amil (pengurus zakat); riqab (budak yang ingin memerdekakan dirinya); mualaf; sabilillah (orang berjuang bagi kepentingan Islam); dan ibnu sabil (orang kehabisan biaya di perjalanan).
Dalil tentang zakat fitrah, atau yang berhubungan dengan zakat fitrah, terdapat dalam sejumlah ayat Al-Quran dan hadist. Contoh dalil tentang zakat fitrah dalam ayat Al-Quran dan hadist adalah sebagai berikut:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat tersebut engkau membersihkan dan mensucikan mereka.” (QS. At-Taubah: 103)
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama dengan orang-orang yang ruku.” (QS. Al-Baqarah: 43)
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاء وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Artinya: "Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amil zakat, orang-orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) para hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang memerlukan pertolongan), sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana." (QS. At-taubah: 60).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Nabi Muhammad "telah mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan jiwa orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan kotor, juga untuk memberi makan kepada orang-orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum salat Id, maka itu adalah zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya sesudah salat Id, maka itu hanyalah sekadar sedekah." (H.R. Abu Dawud).