Syarat Bertaubat
Direktur Rumah Fiqih Indonesia, ustaz Ahmad Sarwat MA dalam rubrik Konsultasi Fiqh menjelaskan, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat dari hamba-Nya.
Bahkan di dalam salah satu dari hadits Qudsi disebutkan bahwa Allah SWT bergembira bila ada hamba-Nya yang bertaubat. Namun tidak semua orang yang mengaku bertaubat itu pada hakikatnya telah bertaubat.
Sehingga belum tentu orang yang kelihatannya sudah bertaubat, sebenarnya telah diterima taubatnya oleh Allah SWT. Sebab boleh jadi taubatnya itu hanya sekedar pemanis, atau hanya penampilan luarnya saja, dan belum lagi menjadi taubat yang hakiki atau taubatan nashuha. Untuk diterimanya taubat oleh Allah SWT, maka setidaknya ada beberapa syarat yang telah ditetapkan oleh para ulama.
Berikut 8 syarat bertaubat agar diterima Allah SWT:
1. Ikhlas
Yang dimaksud dengan ikhlas dalam bertaubat itu artinya, bahka motivasi yang melatar-belakangi pelaku dosa itu bertaubat harus murni dari lubuk hati yang paling dalam. Dan tidak dikotori oleh motiv-motiv yang lain seperti untuk mendapatkan belas-kasihan, atau sekedar mendapatkan hati calon mertua, atau sekedar untuk pencitraan diri menjelang kampanye pilkada atau pemilu.
2. Menyesal
Orang yang bertaubat itu harus menyesali di dalam hati yang paling dalam atas apa yang telah dilakukannya. Bila rasa sesal itu masih belum ada, maka itu pertanda bahwa sebenarnya taubatnya itu merupakan bentuk taubat yang sebenar-benarnya. Boleh jadi pelaku maksiat itu tidak melakukan dosa hanya karena kebetulan tidak punya kesempatan saja.
Begitu kesempatan untuk mengulangi datang, sangat besar kemungkinannya dia balik lagi mengerjakan dosa-dosanya itu. Boleh jadi penjudi itu berhenti berjudi karena lagi bangkrut dan tidak punya uang buat modal berjudi. Begitu dia dapat rejeki, maka penyakit judinya kumat lagi.
Boleh jadi wanita pezina sementara berhenti berzina karena terkena penyakit kelamin yang kotor. Tetapi begitu dinyatakan sembuh, ternyata balik lagi mangkal di pinggir jalan. Model seperti ini bukan tipe orang yang bertaubat, tetapi sekedar istirahat sejenak di antara dosa-dosa yang menjadi rutinitas.
Sedangkan orang yang taubatnya benar, ciri-cirinya antara lain dia menyesal sejadi-jadinya, sehingga walau pun dia punya kesempatan untuk melakukannya lagi, sama sekali tidak akan dilakukannya. Walaupun dirayu atau dipaksa dengan kekerasan, atau lewat kejadian yang cukup dilematis sekali pun. Tetap saja rasa sesal itu akan membuatnya bergeming.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku