Hukum Bacaan Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
JAKARTA, iNews.id - Hukum Bacaan Mad Lazim Mukhaffaf Harfi dibaca panjang 3 alif atau 6 harakat. Pengertian Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah apabila huruf mad bertemu sukun dalam huruf.
Secara bahasa, Mukhaffaf berarti ringan. Sedangkan harfi adalah huruf. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi ini merupakan salah satu bagian dari Mad Far'i. Mad lazim ada empat yaitu mad lazim mukhaffaf kilmi, mutsaqqal kilmi, mad lazim mutsaqqal harfi dan mukhaffaf harfi.
Berikut contoh hukum bacaan Mad Lazim Mukhaffaf Harfi:
1. Surat Yasin ayat 1
يٰسۤ ۚ
Dibaca: Yaasiiin
2. Surat Yunus ayat 1:
الۤرٰ
Alif Laaaaamraa
3. Surat An Naml ayat 1
طٰسۤ
Dibaca: Thoosiiiin
4. Surat Qaf ayat 1:
قۤ
Dibaca: Qaaaf
Pentingnya Belajar Ilmu Tajwid
Rasulullah SAW memberikan motivasi yang besar untuk menjadi muslim yang terbaik, yaitu dengan belajar dan mengajarkan Alquran. Hal ini sebagaimana sabda Nabi SAW:
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari).
Mempelajari Alquran adalah belajar membaca Alquran dengan tajwidnya, agar Mengajarkan Alquran adalah mengajari orang lain cara membaca Alquran yang benar berdasarkan ilmu tajwid.
Namun sebelum mengajarkan kepada orang lain semestinya harus belajar terlebih dahulu. Allah dan Rasul-Nya sangat menyukai seorang muslim yang pandai membaca Alquran.
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang pandai membaca Alquran, dia bersama para malaikat yang mulia dan patuh. Sedangkan orang yang membaca Alquran dengan terbata-bata dan berat melafalkannya, ia mendapat dua pahala.” (Muslim: No. 1329).
Ilmu Tajwid memiliki kedudukan yang sangat tinggi karena berkaitan langsung dengan kitab suci yang paling mulia. Dari segi praktik, perintis ilmu Tajwid adalah Rasulullah SAW dengan cara talaqqi dan musyafahah (melihat gerakan bibir) dari Jibril as.
Para sahabat langsung dari Rasulullah SAW lalu mengajarkannya kepada para tabi’in, para tabi’in mengajarkannya kepada generasi seterusnya sampai ke zaman sekarang.
Ulama’ yang menyusun ilmu Tajwid :
1. Abu Aswad Ad-Duali dan Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi (penemu titik dan tanda baca)
2. Imam Abu Muzahim Musa bin Ubaidillah bin Yahya bin Khaqan al-Baghdadi (w. 325H) “Al-Mandzumah al-Khoqoniyyah”
(Ulama yang pertama kali membukukan ilmu Tajwid)
3. Imam Makky bin Abi Tholib al-Qoisy (w. 437H) dalam kitab beliau “Ar-Ri’ayah” dapat membacanya secara tartil dan benar.
Firman Allah Swt:
اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ
Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Surat Al Muzzamil: 4).
Alquran adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Jibril as untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia.
Membaca Alquran merupakan salah satu ibadah utama yang besar pahalanya, sebagaimana dijelaskan dalam Hadis berikut:
Abdullah bin Mas'ud ra. berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Alqur'an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya, dan aku tidak mengatakan الن satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Sebagai sebuah ibadah, membaca Alquran haruslah sesuai ketentuan yang disebut “ilmu Tajwid”. Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada, yujawwidu, tajwiidan artinya membaguskan atau menjadikan bagus, dapat pula diartikan sebagai "al-ityaanu biljayyidi" "segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan".
Tujuan mempelajari Ilmu Tajwid adalah agar dapat membaca ayat-ayat Alquran secara benar sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi SAW, sehingga dapat memelihara lisan dari kesalahan-kesalahan ketika membacanya.
Hukum mempelajari ilmu Tajwid sebagai disiplin ilmu adalah fardhu kifayah, namun hukum membaca Alquran dengan memakai aturan Tajwid adalah fardhu 'ain.
Syeikh Ibnul Jazari menjelaskan: "Membaca Alquran dengan Tajwid, hukumnya wajib. Siapa saja yang membaca Alquran tanpa memakai Tajwid, hukumnya dosa. Karena sesungguhnya Allah menurunkan Alquran dengan Tajwidnya.
Wallahu A'lam
Sumber: Buku Al Qur'an Hadist Kelas X, Kemenag
Editor: Kastolani Marzuki