Hukum Menggunakan Obat Tetes Mata Saat Puasa, Batalkah?
JAKARTA, iNews.id - Hukum menggunakan obat tetes mata saat puasa masih menjadi perdebatan di kalangan umat Muslim. Beberapa percaya bahwa aktivitas itu dapat membatalkan puasa, tetapi sebagian lain meyakini sebaliknya.
Orang-orang yang mempercayai penggunaan obat tetes mata dapat membatalkan puasa menilai bahwa kegiatan tersebut dapat dikategorikan sebagai aktivitas memasukkan benda asing ke dalam tubuh. Sebagaimana yang telah diketahui, memasukkan makanan, minuman, atau benda lain melalui lubang tubuh memang membuat puasa yang dilakukan seorang Muslim tidak sah.
Lantas, bagaimana hukum yang sebenarnya dari penggunaan obat tetes mata ketika berpuasa? Simak ulasannya berikut ini.
Melansir dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Rabu (20/3/2024), menggunakan obat tetes mata saat berpuasa tidak dapat membatalkan puasa. Dengan demikian, seseorang yang melakukan aktivitas tersebut dapat melanjutkan puasanya sampai matahari terbenam di hari itu.
Hukum tersebut merujuk pada tidak adanya larangan memasukkan benda asing ke dalam mata. Hal ini tentu berbeda dengan saat seseorang memasukkan makanan, minuman, atau benda asing lainnya ke dalam mulut, lubang hidung, lubang telinga, lubang anus, dan lubang kemaluan.
Pasalnya, mata tidak dikategorikan sebagai salah satu lubang tubuh. Bahkan saat seseorang merasa tenggorokannya pahit ketika meneteskan obat tetes ke mata, hal itu tetap tidak mengubah hukumnya.
Alasannya karena lubang mata tidak memiliki jalur penghubung langsung ke tenggorokan. Sama halnya saat seseorang merasakan kesegaran ketika mandi, air yang masuk melalui pori-pori tidak dapat membatalkan puasa.
Penggunaan obat tetes mata ini juga sering dianalogikan dengan penggunaan celak yang tidak membatalkan puasa. Masalah ini pernah dijelaskan oleh Syekh Muhammad bin Ahmad al-Ramli dalam karyanya Ghayatul Bayan.
وَلَا يَضُرُّ الْاِكْتِحَالُ وَإِنْ وُجِدَ طُعْمُ الْكُحْلِ بِحَلْقِهِ لِأَنَّهُ لَا مَنْفَذَ مِنَ الْعَيْنِ إِلَى الْحَلْقِ وَإِنَّمَا الْوَاصِلُ إِلَيْهِ مِنَ الْمَسَامِ
Artinya: Dan tidak bermasalah memakai celak mata, meski ditemukan rasanya celak di tenggorokan, sebab tidak ada akses penghubung dari mata ke tenggorokan. Yang sampai di tenggorokan adalah dari pori-pori,” (Syekh Muhammad bin Ahmad al-Ramli, Ghayatul Bayan, hlm 156).
Editor: Komaruddin Bagja