Hukum Sholat Ghoib Sendirian, Bacaan Niat serta Tata Caranya
JAKARTA, iNews.id - Hukum sholat ghoib sendirian menurut para fuqaha atau ulama fikih dari kalangan Asy-Syafi"iyah dan Al-Hanabilah adalah sunnah dan masyru'iyah atau disyariatkan. Meskipun jenazah yang akan disholati tidak berada di tempat, seperti di luar negeri.
Sholat ghoib ini boleh dilakukan sendirian maupun berjamaah. Adapun beberapa dalil yang dijadikan dasar membolehkan sholat ghoib yakni seperti hadits berikut,
عَنْ جَابِرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى أَصْحَمَةَ النَّجَاشِىِّ فَكَبَّرَ أَرْبَعًا [رواه البخارى].
Dari Jabir r.a. (diriwayatkan) bahwa Nabi SAW telah menshalatkan Ashamah an-Najasyi, lalu ia (Nabi) takbir empat kali [HR. al-Bukhari].
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَى النَّجَاشِىَّ فِى الْيَوْمِ الَّذِى مَاتَ فِيهِ، خَرَجَ إِلَى الْمُصَلَّى، فَصَفَّ بِهِمْ وَكَبَّرَ أَرْبَعًا [رواه البخارى].
Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan), bahwa Nabi saw telah memberitahukan kematian Najasyi pada hari kematiannya, beliau (Nabi) keluar (bersama sahabat) ke tempat shalat, lalu beliau atur shaf mereka dan bertakbir empat kali [HR. al-Bukhari].
Kedua hadits tersebut menjelaskan bahwa Nabi saw telah shalat jenazah untuk Najasyi tidak di hadapan jenazahnya secara langsung (ghaib). Najasyi adalah gelar untuk Raja Habasyah yang bernama ash-Shamah. Berita kematian Najasyi yang telah masuk Islam sampai kepada Nabi saw kemudian beliau memerintahkan shalat untuk Najasyi.
Pakar Fikih, Ustaz Ahmad Sarwat mengatakan, mazhab Syafi'i pun membolehkan sholat ghoib untuk jenazah yang jaraknya tidak terlalu jauh, sehingga posisi jenazah tidak harus berada di luar negeri. Biasanya, mereka menggunakan jarak batas minimal safar, yaitu sejauh minimal sejauh 16 farsakh, atau setara dengan 89 km.