Jangan Salah, Ini Perbedaan Syafakallah, Syafakillah, Syafahallah, dan Syafahullah
JAKARTA, iNews.id - Pernahkah menelaah apa perbedaan syafakallah, syafakillah, syafahallah, dan syafahullah? Setiap muslim mungkin cukup familiar dengan keempat kata atau ucapan tersebut.
Keempat kata tersebut adalah ucapan doa untuk mendoakan orang lain yang sedang sakit. Selain itu, kata tersebut juga bisa dimaknai sebagai bentuk dukungan kepada mereka yang sedang mendapat ujian sakit.
Jika keempatnya memiliki makna yang sama, lantas pengertian apakah yang membedakannya? Dilansir iNews.id dari laman Qazwa, Jumat (17/6/2022), berikut ini adalah penjelasan dan contoh penggunaan keempat kata tersebut.
Kata Syafakallah memiliki arti "Semoga Allah menyembuhkanmu (laki-laki)”. Kata ini dipakai untuk mendoakan kesembuhan seorang laki-laki secara langsung, baik bertatap muka maupun tidak.
Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:
Syafakallah syifaan ajilan, syifaan la yughadiru ba'dahu saqaman
Artinya: "Semoga Allah menyembuhkanmu secepatnya dengan kesembuhan yang tiada sakit selepasnya."
Arti kata Syafakillah memiliki arti "Semoga Allah menyembuhkanmu (perempuan)". Kata Syafakillah dipakai untuk mendoakan kesembuhan bagi seorang perempuan secara langsung, baik bertatap muka maupun tidak.
Contoh penggunaan kata tersebut adalah sebagai berikut:
Syafakillah syifaan ajilan, syifaan la yughadiru ba'dahu saqaman
Artinya: "Semoga Allah menyembuhkanmu secepatnya dengan kesembuhan yang tiada sakit selepasnya."
Sedangkan kata Syafahallah memiliki arti "Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadanya (perempuan)". Artinya, kata ini digunakan untuk mendoakan kesembuhan seorang perempuan secara tidak langsung kepada yang sakit.
Terakhir, Syafahullah mempunyai arti “Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadanya (laki-laki). Ini berarti, kata tersebut dipakai ketika mendoakan kesembuhan seorang laki-laki dengan secara tidak langsung kepada yang sakit.
Itulah perbedaan antara syafakallah, syafakillah, syafahallah, dan syafahullah. Perbedaan pengertian tersebut penting diketahui agar tidak salah kaprah dalam menggunakannya terutama jika disesuaikan dengan bahasa Indonesia.
Editor: Komaruddin Bagja