Keajaiban Sedekah! Prajurit TNI AD Ini Bisa Berangkatkan Ibunda Haji usai Berikan Honor ke Anak Yatim
JAKARTA, iNews.id - Lahir dari keluarga pas-pasan di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, tak pernah membuat Susilo menyerah. Justru semangatnya terus terpacu agar masa depan cerah.
Perjalanan waktu telah mengantar anak sulung dari tujuh saudara itu berkarier di militer. Tak main-main, Susilo kini telah menjadi perwira tinggi dengan satu bintang emas di pundaknya alias brigadir jenderal (brigjen).
Pernah menjabat Danrem 051/Wijayakarta, Brigjen TNI Susilo kini menjabat Asops Kaskostrad. Lulusan Akmil 1989 ini juga dipercaya untuk menjabat Panglima Komando Operasi Gabungan Pinang Sirih di Papua.

Soal perjalanan hidup, Susilo pernah merasakan berat dan sulitnya melalui hari-hari di masa kecil dan remaja. Apalagi sebagai anak pertama, dia merasa bertanggung jawab untuk membantu orangtua.
Tak mengherankan semasa SMA dia beberapa kali mencari uang untuk menambah penghasilan di rumah. Susilo ikut temannya mencuci truk di daerah Binangun, Lasem.
Lulus SMA dia sempat merenung. Dengan melihat kondisi ekonomi keluarga, tak mungkin baginya untuk kuliah. Beruntung saat itu, teman sebangkunya mengajak dia masuk Akabri (kini Akademi Militer).
Lucunya, ketika itu dia mengetahui apa itu Akabri. Maklum karena saat itu media tidak sebanyak sekarang. Koran di Lasem pun terbatas.
“Saya tidak tahu Akabri, yang saya tahu Marinir,” kata Susilo dalam tayangan Youtube TNI AD, dikutip Minggu (20/6/2021).
Keajaiban Sedekah
Susilo merupakan potret tentara yang sangat mencintai dan menghormati ibunya. Setelah ayahnya tiada, praktis sang Ibunda yang menjaga dan membesarkan anak-anaknya.
Tak mengherankan setiap berbicara tentang jasa ibu, dia akan menitikkan air mata. Suaranya menjadi tercekat. Bagi Susilo, Sang Ibunda merupakan bidadari baginya. Seorang bidadari lainnya yaitu Tini, sang istri.
Atas kecintaannya pada orangtua, suatu ketika dia bertekad untuk memberangkatkan Ibunda pergi haji. Ada pengalaman tersendiri bagaimana doa dan tekadnya itu terkabul.
“Pada 2016 saya menjadi Dandim di Kodam IV Diponegoro (Dandim 0721/Blora). Saya mendapat undangan untuk ceramah wawasan kebangsaan pada siswa sekolah,” kata Susilo.
Dalam setiap kegiatan seperti itu, salah satu kebiasannya yaitu menanyakan siapa di antara siswa yang merupakan anak yatim. Saat itu ada 30 orang mengangkat tangan.