Kenapa Israel Menyerang Palestina Menurut Al Qur'an? Begini Penjelasannya
JAKARTA, iNews.id - Kenapa Israel menyerang Palestina menurut Al Qur'an menarik diulas. Bangsa Yahudi atau Kaum Bani Israel dalam Alquran disebut sebagai salah satu umat terbaik dan diberikan kelebihan.
Namun, sifat dan sikap Kaum Bani Israel yang suka mengingkari nikmat dan janji Tuhan membuat mereka dilaknat hingga terus diusir dari tanahnya sendiri dan bangsa lain. Bangsa Israel juga dikenal sebagai bangsa pengecut dan penakut.
Dalam sejarahnya sebagaimana disebutkan dalam Alquraan, bangsa Yahudi tidak pernah mau berperang berhadap-hadapan dengaan musuh. Mereka kuat karena selalu melakukan propaganda.
Agresi Israel ke wilayah Palestina dalam empat pekan terakhir ini sangat biadab.
Kaum Zionis Israel melanggar hukum internasional dengan menyerang dan membunuh anak-anak. Hingga saat ini, sudah lebih dari 11.000 warga Palestina gugur akibat serangan Israel.
Lobi-lobi pemimpin Arab hingga Eropa tidak mampu menghentikan kekejaman Israel di Gaza. Melansir dari The Arab News, Minggu (12/11/2023), Majelis Umum PBB juga sudah digelar pada Oktober lalu tapi tidak menghasilkan dampak yang signifikan bagi Palestina.
Israel pun dengan segala macam alibinya terus mengagresi wilayah Palestina tanpaa henti.
Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Dr Ahmad Sarwat menjelaskan, Bani Israel yang merupakan kaum Nabi Musa alaihisalam menganggap Palestina merupakan tanah yang dijanjikan Tuhan kepada mereka.
Allah SWT awalnya memang memerintahkan kepada bangsa Yahudi untuk menempati tanah Palestina, sepulangnya bangsa itu dari perbudakan di Mesir selama ratusan tahun.
Namun, kaum Bani Israel ternyata penakut dan pengecut. Mereka tidak berani masuk Palestina karena saat itu dikuasai oleh penguasa yang sangat mereka takuti. Mereka memutarbalikkan fakta dengan menyebut penguasa Palestina sebagai raja yang kejam.
Kisah ketakutan Kaum Israel kala memasuki Palestina itu diabadikan dalam Alquran, Surat Al Maidah ayat 21-26. Allah SWT berfirman:
يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ (21) قَالُوا يَا مُوسَى إِنَّ فِيهَا قَوْمًا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا حَتَّى يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنَّا دَاخِلُونَ (22) قَالَ رَجُلَانِ مِنَ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوا عَلَيْهِمُ الْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (23) قَالُوا يَا مُوسَى إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا أَبَدًا مَا دَامُوا فِيهَا فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ (24) قَالَ رَبِّ إِنِّي لَا أَمْلِكُ إِلَّا نَفْسِي وَأَخِي فَافْرُقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ (25) قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ أَرْبَعِينَ سَنَةً يَتِيهُونَ فِي الْأَرْضِ فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ (26)
Artinya: Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagi kalian, dan janganlah kalian lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kalian menjadi orang-orang yang merugi." Mereka berkata.”Hai Musa, sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka telah keluar darinya, pasti kami akan memasukinya." Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang keduanya telah diberi nikmat oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (kota) itu! Bila kalian memasukinya, niscaya kalian akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman." Mereka berkata, "Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya selagi mereka ada di dalamnya. Karena itu, pergilah kamu bersama Tuhanmu; dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja!" Berkata Musa, "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu, pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu." Allah berfirman, "(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu.” (QS. Al Maidah: 21-26).
Dalam tafsir Tahlili kemenag, dijelaskan bahwa Nabi Musa memerintahkan kaumnya yakni Bani Israel harus memasuki tanah suci Kanaan (Palestina) dan berdiam di negeri yang telah dijanjikan dan ditetapkan Allah untuk menjadi tempat tinggal mereka.
Menurut riwayat Ibnu ‘Asakir dari Mu’āż bin Jabal bahwa tanah suci itu di antara sungai Tigris dengan sungai Furat. Tanah itu disebut suci karena telah sekian banyak nabi menempatinya yang senantiasa mengajak kepada agama Tauhid, karenanya tanah itu bersih dari patung-patung dan kepercayaan yang sesat.