Kisah Uwais Al Qarni, Pemuda Penghuni Langit Gendong Ibunya Naik Haji dari Yaman
Setelah berpikir cukup lama mencari jalan keluarnya, kemudian Uwais memutuskan untuk membeli anak lembu dan membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi, Uwais bolak-balik menggendong anak lembu tersebut naik turun bukit. Bahkan ia sampai disebut gila oleh orang-orang yang melihat tingkah lakunya.
Setelah delapan bulan berlalu, dan masuk pada musim Haji. Lembu milik Uwais pun beratnya telah mencapai 100 kilogram, begitupun dengan otot Uwais yang semakin kuat. Ia semakin bertenaga mengangkat barang. Akhirnya orang-orang pun mengetahui maksud dari Uwais menggendong lembunya setiap hari itu ternyata ia sedang latihan untuk menggendong ibunya.
Uwais pun menggendong ibunya berjalan dari Yaman menuju ke Makkah. Begitu besar cintanya Uwais terhadap ibunya. Ia rela menempuh perjalanan yang jauh dan tidak mudah itu hanya demi ibunya.
Ketika Wukuf pun Uwais dengan tegap dan gagah, ia tetap menggendong ibunya melaksanakan wukuf di Ka’bah. Melihat perjungan anaknya tersebut, ibunya pun terharu dan bercucuran air mata bahagia telah melihat Baitullah sebelum ia meninggal.
Di hadapan Ka’bah, Uwais berdo’a “ Ya Allah, Ampunilah semua dosa ibuku,” ibunya pun bertanya .” Lalu bagaimana dengan dosamu?”, Lalu uwais menjawab “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.”
Seketika itu juga penyakit sopaknya sembuh atas izin Allah Swt, hanya tertinggal bulatan putih di tengkuknya. Yang mana bulatan putih tersebut sengaja di sisakan sebagai tanda bagi Umar bin Khattab, dan Ali bin Abi Thalib agar dapat mengenali Uwais Al-Qarni kelak.