Kolaborasi ISEF dan HEI 2023 Perkuat Akselerasi Industri Halal Indonesia di Pasar Global
Salah satu program digitalisasi yang dikembangkan, yaitu aplikasi Satu Wakaf yang diluncurkan bersamaan dengan penyelenggaraan ISEF sebagai wujud digitalisasi di sektor dana sosial syariah yang akan meningkatkan kualitas dan kapasitas pengelolaan wakaf.
Pada kesempatan yang sama, dilakukan juga peluncuran masterplan industri halal Indonesia sebagai dokumen penting bagi keberlanjutan pengembangan industri halal di tanah air.
Untuk itu, pertumbuhan jumlah pengusaha muslim atau syariah, menurut Wapres, harus terus didorong melalui program inkubasi, penguatan kapasitas pengusaha yang sudah eksis, dan menghijrahkan pengusaha yang konvensional menjadi syariah. Mengingat industri halal, industri keuangan, serta dana sosial syariah seperti wakaf dan zakat tidak akan optimal jika tidak ada pengusahanya.
Kolaborasi ISEF-HEI (Halal Expo Indonesia) merupakan salah satu ikhitiar yang memperkuat mata rantai ekosistem ekonomi syariah di Indonesia. Kolaborasi ini juga menjadi ajang pameran Business to Business sekaligus Business to Consumer terbesar di Indonesia, lengkap dengan berbagai program acara menarik seperti International Conference, Business Matchmaking, Business Forum, dan spesial event lainnya.
Di area seluas 3.500 meter persegi di hall A, HEI menghadirkan sekitar 120 stand yang terdiri pelaku bisnis dari dalam dan luar negeri, di antaranya dari Malaysia, Kamboja, Belarusian, Cina, india, Egypt, Iran, Ethiopia, Saudi Arabia, Srilangka, India, USA, Yordan, Jepang, Turki, bahkan Palestina.
Serangkaian konferensi selama gelaran ini membahas tema-tema aktual, yaitu kesempatan dan tantangan produk-produk Indonesia menembus pasar global, khususnya di Jepang, Malaysia, Singapura, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, dan Cina.
Kemudian, konferensi bertajuk Inovasi dalam Ekosistem Halal: Menjelajahi Peluang Global dalam Industri Halal yang menghadirkan CEO Amanah Advisors, lembaga konsultan keuangan syariah dan fintech yang berbasis di Inggris Mufti Faraz Adam bersama dengan Wakil Presiden R&D Paragon Corp dr. Sari Chairunissa, HIJRA Bank Dima Djani, dan Managing Partner di IntiHub Novel Tjahyadi.
Mufti Faraz Adam menekankan pentingnya inovasi dalam ekosistem halal, peluang, dan tantangannya di masa depan sehingga menumbuhkan pemahaman dan apresiasi yang lebih dalam terhadap evolusi berkelanjutan dalam industri halal yang didasarkan pada perpaduan teknologi, etika, dan prinsip-prinsip syariah.
Pada panel berikutnya, “Strategi perdagangan dan kolaborasi ekonomi dalam produk halal global”. Para pematerinya adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Ganef Judawati, Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah, KNEKS Putu Rahwidhiyasa, dan Duta Besar Republik Indonesia di Tokyo Heri Akhmadi.
Tren teknologi artificial intelligence yang diklaim menjadi teknologi yang akan berkembang masif di masa depan, turut diangkat dalam konferensi yang bertajuk “Penggunaan AI dalam Ekonomi Halal” bersama Supervisory Board Member of Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS) Hendra Sumiarsa.
Ada juga panel diskusi bertajuk “Ekonomi Halal: Membuka Jalan Menuju Net Zero” yang menghadirkan CEO dan Founder of jejakin.com Arfan Arlanda, KADIN Net Zero Hub, dan Deputy Head Partnership and Resource Mobilization Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) Vitri Sekarsari.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno juga berkesempatan memberikan pemaparan tentang “Peluang Investasi Bisnis Pengembangan Industri Halal” bersama Mohammed Al-Jammaz (AlJammaz Group), Director of Investment AlRajhi Nasser A Alajroush, dan LPPOM MUI.