Kedua, berakhlak yang baik bagi setiap murid agar bisa menerima ilmu. Terutama akhlak kita kepada guru yang telah mentransfer ilmunya kepada kita.
Ketiga, seorang murid tidak menginginkan penambahan ilmu tatkala kurang teguh dalam bersikap wara’ atau beragama, atau tidak memiliki tingkah laku yang baik.
Keempat, murid hendaknya mengikuti kepada gurunya dalam berbagai urusannya, dan tidak keluar dari pendapat maupun pengaturannya.
Kelima, hendaknya murid memandang guru dengan pandangan penghormatan dan meyakini padanya derajat kesempurnaan, karena dengan seperti itu bisa lebih berpotensi untuk mendapatkan manfaat darinya.
Keenam, memanggil guru dengan sopan. Seyogianya, janganlah memanggil guru dengan panggilan yang tidak ada penghormatannya, jangan pula memanggilnya dari kejauhan, akan tetapi memanggilnya dengan ucapan: “wahai sayyidi, wahai ustadzi”.
Itulah yang bisa saya sampaikan dalam kultum singkat ini. Semoga memberikan manfaat. Mohon maaf bila ada salah kata ataupun ucap yang tidak berkenan di hati.
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Itulah ulasan kultum singkat tentang adab lebih tinggi daripada ilmu untuk bahan ceramah di sekolah maupun majelis taklim.
Editor: Kastolani Marzuki
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku