Lafal Takbiran dan Bacaan Antara Takbir Idul Fitri, Arab, Latin dan Artinya
                
                JAKARTA, iNews.id - Bacaan antara takbir Idul Fitri pasti sudah tidak asing lagi ketika hari raya lebaran tiba. Hari raya Idul Fitri ditandai dengan gema takbir yang diserukan di mana-mana.
Takbir pada malam Idul Fitri atau yang sering disebut takbiran menandai telah sempurnanya bulan Ramadhan dan memasuki hari suci yang fitri. Takbir sebagai salah satu wujud syukur dan syiar umat muslim. Dalil bertakbir pada malam Idul Fitri adalah firman Allah Ta’ala:
                                وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).
Selain itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga menganjurkan bertakbir sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits yang berbunyi:
زينوا أعيادكم بالتكبير
                                        "Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir."
Anjuran memperbanyak takbir ini sepadan dengan imbalan yang dijanjikan karena sabda Rasulullah:
اكثروا من التكبير ليلة العيدين فإنها تهدم الذنوب هدما
"Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa."
Dilansir iNews.id dari Islam NU, Jumat (29/4/2022), waktu menggemakan takbir dapat dimulai dari tenggelamnya matahari di malam Id dan berakhir saat imam memulai shalat Id. Takbiran pada hari raya Idul Fitri juga tidak harus dikumandangkan di masjid-masjid saja, melainkan bisa di rumah atau di lapangan.
Lafal Takbiran dan Bacaan Antara Takbir Idul Fitri
Menurut penjelasan Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Majmu’, Syarhul Muhadzdzab, takbir dilantunkan sebanyak tiga kali berturut-turut.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Latin: Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.
Artinya: Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar.
Selain tiga takbir tersebut, lalu ditambahkan dengan zikir sebagaimana zikir-takbir Rasulullah SAW di bukit Shafa yang diriwayatkan Imam Muslim:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahuddīna wa lau karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya, “Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memporak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.”
Adapun lafal takbir yang sering dibaca masyarakat sebagai berikut tidak masalah. Lafal takbir itu cukup baik untuk dibaca.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.