Libatkan 365 Kaligrafer, Kemenag Cetak 2 Rekor MURI Penulisan Mushaf Nusantara
“Kaligrafi memiliki peran penting dalam dakwah Islam. Sejak awal penyebaran Islam di Nusantara, seni kaligrafi telah menjadi media yang tidak hanya memperindah, tetapi juga menginternalisasi pesan-pesan Al-Qur’an ke dalam kehidupan umat Islam,” ungkapnya.
Menurut Abu, Mushaf Nusantara menjadi bukti bahwa seni Islam terus berkembang di Indonesia dengan menyesuaikan pada nilai-nilai lokal tanpa kehilangan esensinya. Selain itu, mushaf ini tidak hanya unik dalam teknik penulisannya yang cepat dan kolaboratif, tetapi juga dalam iluminasi yang menghiasi setiap halamannya.
Setiap pola, warna, dan motif dalam iluminasi mushaf ini menyampaikan pesan persatuan dalam keberagaman. Hal ini, imbuhnya, sejalan dengan spirit Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin, yang mengutamakan kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
“Keistimewaan Mushaf Nusantara ini terletak pada iluminasi yang menghiasi setiap halamannya. Mushaf ini menampilkan 106 corak iluminasi yang mencerminkan keberagaman budaya dari 38 provinsi di Indonesia. Iluminasi tersebut bukan sekadar ornamen, tetapi juga menjadi simbol estetika Islam yang berkembang dalam sejarah peradaban Nusantara,” terang Abu.
Dia berharap, Mushaf Nusantara dapat menjadi referensi bagi dunia Islam, sekaligus menunjukkan identitas Indonesia yang mampu memadukan Islam dengan budaya lokal. Lebih dari itu, Abu Rokhmad berharap mushaf ini dapat menginspirasi generasi muda untuk semakin mencintai Al-Qur’an, baik dalam aspek bacaan, pemahaman, maupun pelestarian seni kaligrafi Islam.
“Upaya ini diharapkan dapat memperkuat identitas Islam Indonesia yang inklusif, moderat, dan berakar pada tradisi luhur bangsa,” tandasnya.
Editor: Kastolani Marzuki