JAKARTA, iNews.id - Mukjizat Nabi Yusuf alaihisalam (AS) yakni mampu menafsirkan mimpi dan dianugerahi kecerdasan dalam mengelola keuangan negara yang dilanda paceklik saat itu.
Mukjizat Nabi Yusuf as lainnya yakni sangat bijaksana dalam menghadapi umatnya. Selain itu, memiliki wajah tampan.
Ayat-ayat Al Quran tentang Hujan, Bukti Kebesaran Allah SWT
Nabi Yusuf merupakan putra Nabi Ya'qub yang nasabnya tersambung ke Nabi Ibrahim hingga Nabi Adam AS. Nabi Yusuf lahir di Syam dari rahim Rahil, istri kedua Nabi Yakub AS.
Kecerdasan Nabi Yusuf as dalam membuka tabir mimpi sudah terlihat sejak masih kecil. Kisah itu dibadaikan dalam Al Qur'an. Allah SWT berfirman:
Mukjizat Nabi Sulaiman, Berbicara dengan Semut hingga Terbang Bersama Angin
اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ
Artinya: Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (QS. Yusuf: 4)
5 Mukjizat Nabi Ibrahim yang Menakjubkan, Tubuh Tidak Terbakar Api hingga Ka'bah
Ibnu Abbas mengatakan bahwa mimpi para nabi adalah wahyu. Ulama tafsir telah membahas tentang makna mimpi ini, bahwa ungkapan sebelas bintang dimaksudkan adalah saudara-saudara Nabi Yusuf yang jumlah keseluruhannya ada sebelas orang; jumlah anak Nabi Yaqub ada dua belas orang termasuk Nabi Yusuf.
Namun, Nabi Yaqub meminta putra kesayangannya, Yusuf as menyimpan mimpi tersebut karena khawatir membuat iri 11 saudaranya.
Takwil mimpi Nabi Yusuf ini baru terealisasi sesudah selang empat puluh tahun kemudian, pendapat lain mengatakan sesudah delapan puluh tahun. Yang demikian itu terjadi ketika Nabi Yusuf mempersilakan kedua orang tuanya untuk menduduki kursi singgasananya, sedangkan semua saudaranya berada di hadapannya.
Takwil mimpi Nabi Yusuf as itu benar-benar terbukti ketika Yusuf as diangkat oleh Raja Mesir bernama Ar Rayyan ibnul Walid, sebagai perdana menteri di negeri Mesir.
Yusuf as menggantikan kedudukan orang yang pernah membelinya dahulu, yaitu suami perempuan yang pernah menggodanya hingga menjermuskan Yusuf ke penjara.
Allah SWT berfirman:
{هَذَا عَطَاؤُنَا فَامْنُنْ أَوْ أَمْسِكْ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا لَزُلْفَى وَحُسْنَ مَآبٍ}
Artinya: Inilah anugerah Kami; maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungjawaban. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (Shad: 39-40)
Raja Mesir itu kemudian masuk Islam setelah mendengarkan takwil mimpi yang dipaparkan Nabi Yusuf as.
Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya), "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh lainnya yang kering.” Hai orang-orang yang terkemuka, "Terangkanlah kepadaku tentang ta’bir mimpiku itu jika kalian dapat mena'birkan mimpi.” (QS. Yusuf: 43).
Namun, para peramal mimpi yang diundang tidak bisa membuka tabir mimpi sang raja. Mereka menjawab, "(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu mena'birkan mimpi itu.” (QS. Yusuf: 44)
Kemudian, orang yang pernah dipenjara teringat kepada Yusuf as yang pandai mena'birkan mimpi dan mengabarkannya kepada pengawal Raja.
Pengawal Raja lalu menemui Yusuf, dia berseru), "Yusuf, hai orang yang dapat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya.” (QS. Yusuf: 45-46).
Yusuf as yang telah mendapat kabar dari sang pengawal kemudian berkata terkait mimpi sang Raja. Yusuf mengatakan, "Supaya kalian bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kalian panen hendaklah kalian biarkan dibulirnya, kecuali sedikit untuk kalian makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kalian simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kalian simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur." (QS. Yusuf: 47-48)
Artinya, kelak akan datang musim subur dan banyak hujan kepada kalian selama tujuh tahun berturut-turut. Sapi dita'birkan dengan tahun karena sapilah yang dipakai untuk membajak tanah dan lahan yang digarap untuk menghasilkan buah-buahan dan tanam-tanaman, yaitu bulir-bulir gandum yang hijau (subur). Kemudian Yusuf a.s. memberikan pengarahan kepada mereka mengenai apa yang harus mereka kerjakan selama tujuh tahun subur itu.
Yakni betapa pun banyaknya hasil yang kalian peroleh dari panen kalian di musim-musim subur selama tujuh tahun itu, kalian harus membiarkan hasilnya pada bulir-bulirnya, agar dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama dan menghindari kebusukan. Terkecuali sekadar apa yang kalian makan, maka boleh dipisahkan dari bulirnya.
Dan makanlah dalam kadar yang minim, jangan berlebih-lebihan agar jumlah makanan yang ada dapat cukup menutupi kebutuhan makan kalian selama musim-musim paceklik yang lamanya tujuh tahun.
Musim paceklik yang berturut-turut selama tujuh tahun yang mengiringi musim-musim subur adalah ibarat sapi-sapi kurus yang memakan sapi-sapi yang gemuk. Karena dalam musim paceklik semua persediaan makanan yang mereka kumpulkan di musim subur habis mereka makan (konsumsi). Musim paceklik inilah yang dimaksudkan dengan bulir-bulir yang kering.
Kemudian Yusuf as memberitakan kepada mereka bahwa selama tujuh tahun musim paceklik itu tidak ada suatu tumbuh-tumbuhan pun yang dapat tumbuh, dan semua tanaman yang mereka semaikan tidak akan menghasilkan sesuatu pun.
Selanjutnya Nabi Yusuf menyampaikan berita gembira kepada mereka bahwa sesudah musim paceklik yang lama itu akan datang tahun-tahun yang subur. Pada tahun-tahun itu banyak hujan turun, seluruh negeri menjadi subur serta menghasilkan panen yang berlimpah, dan orang-orang kembali membuat perasan anggur, buah zaitun, dan lain sebagainya sebagaimana biasanya; mereka juga memeras tebu untuk dijadikan gula.
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku