Niat Haji dan Umroh Arab, Latin, Arti, dan Tata Cara Lengkap
JAKARTA, iNews.id - Bacaan niat haji dan umroh dalam lafadz Arab, Latin, dan arti Bahasa Indonesia patut diketahui setiap Muslim. Sebagai umat Islam, haji dan umroh adalah dua ibadah yang sangat dianjurkan, khususnya bagi mereka yang mampu.
Pelaksanaan kedua ibadah tersebut boleh dibilang hampir mirip. Baik haji dan umroh, sama-sama diawali dengan keadaan berihram dan sama-sama memiliki rukun ihram, tawaf, Sa’i, dan Tahalul.
Namun, haji adalah ibadah yang termasuk rukun islam kelima. Sedangkan umroh adalah ibadah sunnah yang tidak masuk rukun iman. Akan tetapi, perintah haji dan umroh telah termaktub dalam firman Allah subhanahu wata’ala:
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلهِ
Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah," (QS al-Baqarah: 196).
Dalam surah Ali Imran, Allah juga menjanjikan orang yang mengerjakan haji akan mendapatkan banyak hikmah dan manfaat. Allah SWT berfirman:
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari alam semesta.” (Ali Imran: 97).
Jika pelaksanaan kedua ibadah tersebut berbeda, lantas bagaimana bacaan niatnya? Berikut adalah ulasannya.
نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بحَجًَةِ
Latin: nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma hajjan.
Artinya: "Aku niat melaksanakan haji dan berihram karena Allah Swt. Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berhaji."
نَوَيْتُ العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهَا لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بعُمْرَة
Latin: nawaitul ‘umrata wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma ‘umratan.
Artinya; Aku niat melaksanakan umrah dan berihram karena Allah Swt. Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berumrah.
Lantas, kapan niat tersebut dibaca? Untuk menjawabnya, berikut adalah urutan tata cara haji dan umroh sesuai syariat.
Bagi muslim laki-laki, pakaian ihram dapat berupa dua lembar kain lebar. Satu kain berguna menutupi pundak dan satu kain lagi untuk menutupi bagian bawah panggul seperti menggunakan sarung.
Perlu diperhatikan bahwa laki-laki tidak boleh menggunakan pakain menyerupai bentuk tubuh seperti celana dalam.
Sunnah sebelum melaksanakan ihram adalah mandi, berwudhu, memakai pakaian ihram dan memakai wewangian. Setelah itu, dilanjut dengan membaca niat dalam hati.
Setelah itu, disunnahkan membaca talbiyah saat seseorang sudah berniat melaksanakan haji atau umrah dan telah dalam keadaan ihram.
Bacaan talbiyah selalu diulang-ulang setiap langkah selama ke Baitul Haram. Berikut adalah bacaan talbiyah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَاشَرِيْكَ لَكَ
Latin: Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarikalaka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mula la syarika lak.
Artinya; Aku datang memenuhi panggilanMu Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilanMu tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, sungguh segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.
Saat wukuf di padang arafah, jamaah haji dianjurkan banyak membaca zikir, tahmid, istighfar dan bacaan lainnya ketika hendak melaksanakan wukuf.
Saat masuk waktu wukuf jamaah haji bisa membaca doa berikut:
” اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَالَّذِي نَقُولُ وَخَيْرًا مِمَّا نَقُولُ ، اللَّهُمَّ لَكَ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي وَإِلَيْكَ مَآبِي وَلَكَ رَبِّ تُرَاثِي ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَوَسْوَسَةِ الصَّدْرِ وَشَتَاتِ الْأَمْرِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَجِيءُ بِهِ الرِّيحُ “
Latin: Allahumma lakal hamdu kalladzi naqulu wa khairom mimma naqulu, allahumma sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati wa ilaika ma-abi wa laka rabbi turatsi, allahumma inni a’uzu bika min ‘azabil qobri wa waswasatis shodri wa syatatil amri, allahumma inni a’uzu bika min syarri ma taji-u bihir rihu.
Artinya: Ya Allah, bagi Mu pujian seperti yang kami ucapkan, dan lebih baik dari apa yang kami ucapkan. Ya Allah, untuk-Mu sahabatku, ibadah haji, untuk-Mu kehidupanku dan kematianku dan kepada-Mu kami akan kembali, untuk-Mu kami tunjukkan ibadahku. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka, dari hati yang ragu dan dari tercerai berainya urusan. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari yang terburuk yang didatangkan oleh angin.
Setelah wukuf, selanjutnya akan bermalam di Muzdalifah. Selama di Muzdalifah, jamaah haji akan mengambil batu kerikil sebanyak empat puluh hingga tujuh puluh butir untuk melempar jumrah di Mina.
Bermalam di Muzdalifah dapat dilakukan hingga melewati waktu tengah malam. Namun, lebih utama lagi jika bermalam sampai selesai melaksanakan shalat subuh.
Jamaah haji kemudian melakukan lempar jumrah di Mina dengan membaca:
بِسمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Bismillahi Allahu Akbar
Artinya: Dengan nama Allah dan Allah yang Maha Besar
Tahallul awal dikerjakan dengan mencukur rambut sekurang-kurangnya sebanyak tiga helai.
Dengan tahalul, menandakan bahwa sudah bisa mengenakan pakaian biasa kembali. Bacaan doa tahallul adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِكُلِّ شَعْرٍ نْورًا يَوْمَ القِيَامَةِ
Allahummaj’al likuli sya’ratin nuuran yaumal qiyaamati
Artinya; Ya Allah, jadikanlah cahaya untuk setiap helai rambut yang aku potong ini pada hari kiamat nanti.
Thawaf Ifadah adalah thawaf dengan dengan mengelili ka'bah sebanyak tujuh kali. Dimulainya thawaf ibadah yakni sejajar dengan Hajar Aswad. Bacaan doa thawaf:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ اللهُ أَكْبَرُ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اللَّهُمَّ إِيْمَانًا بِكَ وَتَصَدِّيْقًا بِكِتَابِكَ وَوَفَاءاً بِعهدك وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْئَلُكَ الْعَفْوَى وَالْعَافِيَةَ الدَّائِمَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْأَخِرَةَ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةِ مِنَ النَّارِ
Latin: Subahaanallaahi walhamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu allahu akbar. wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi. Wash shalaatu wassalaamu’alaa rasuulillaaahi shallallaahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma iimaanan bika wa tashdiqan bikitaabika wa wafaa’an bi’aadhika wattibaa’an li sunnati nabiyyika muhammadin shallaahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma inni as’alukal ‘afwa wal ‘aafiya wal mu’aafatan daaimata fid diini wad dunyaa wal aakhirati wal fauza bil jannati wannajaata minannaari.
Artinya: Maha suci Allah, segala bentuk pujian hanya pantas disanjungkan kepada-Nya, sebab tiada Tuhan selain Allah, Dzat Yang Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali berasal dari sisi-Nya yang Maha Mulia lagi Maha Agung. Shalawat serta salam semoga senantiasa tertuju kepada Rasulullah, sebagaimana Allah selalu mencurahkan shalawat dan salam kepada beliau.
Ya Allah, aku melakukan tawaf ini hanya karena beriman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, dan memenuhi janjiku pada-Mu, serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad Saw.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan kepada-Mu, kesehatan, dan perlindungan yang kekal dalam menjalankan aturan agama, baik urusan dunia maupun akhirat, juga untuk beroleh kenikmatan surga dan terhindar dari azab neraka.
Sa’i adalah berjalan dari bukit Safa melanjutkan ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Sebelum melaksanakan sa’i, hadapkan badan ke ka’bah terlebih dulu dan berdoa sebagai berikut:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرّحِيمِ أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ وَرَسُولِهِ
Latin: Bismillahir rahmaanir rahiim, abda’u bimaa bada’allahu bihi wa rasuulihi
Artinya: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, aku mulai dengan apa yang telah dimulai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kemudian saat mengerjakan sa’i, dianjurkan membaca doa berikut ini sambil lari-lari kecil antara bukit shafa dan marwah
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، كَبِيرًا وَالحَمْدُ لَِّلهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, kabiiraa walhamdulillaahi katsiran wa subhanallahi bukratan wa ashiilaa
Artinya; Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Maka besar Allah segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah baik saat pagi maupun petang.
Jika sampai pada tahap melaksanakan tahallul kedua, berarti jamaah haji telah melakukan tiga perbuatan. Adapun tiga perbuatan yang telah dilakukan adalah melempar jumrah, aqabah, tawaf ifadah dan sa’i. Dengan demikian bagi suami istri terbebas dari larangan untuk hubungan suami istri.
Setelah rangkaian tahalul selesai, jamaah haji lalu kembali menuju Mina untuk mabit selama hari Tasyrik, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Setelah Matahari tergelincir di setiap siang hari Tasyrik, jamaah haji melontar tiga jumrah yang masing-masing sebanyak tujuh kali.
Tiga jumrah itu adalah jumrah ula, wusta, dan aqabah. Bagi yang menghendaki, jamaah haji boleh meninggalkan Mina pada tanggal 12 Zulhijah setelah melempar jumrah, hal ini disebut dengan nafar awwal.
Sementara jamaah haji yang meninggalkan Mina pada 13 Zulhijjah sejatinya lebih sempurna. Maka, jamaah haji tersebut melontar jumrah selama tiga hari dalam hari Tasyrik yang disebut dengan nafar tsani.
Jika telah rampung, jamaah haji kembali ke Mekkah dan seluruh rangkaian ibadah haji sudah selesai.
Thawaf wada adalah tawaf perpisahan. Tawaf tersebut dilaksanakan setelah selesai mengerjakan semua rangkaian ibadah haji. Setelah selesai, jamaah haji diperbolehkan pulang ke kampung halaman atau ke Madinah, khususnya untuk yang belum melakukan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.