JAKARTA, iNews.id - Inilah rukun puasa Ramadhan yang patut diketahui. Rukun tersebut menjadi hal wajib yang harus ada atau dilakukan selama menjalankan ibadah puasa.
Jika tidak ada atau tidak dilakukan, maka seseorang dianggap tidak mengerjakan puasa. Padahal, puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap muslim yang sudah baligh dan berakal
Bahasa Cinta dalam Keharmonisan Rumah Tangga, Begini Penjelasannya!
Adapun rukun puasa Ramadhan adalah sebagai berikut.
Rukun puasa Ramadhan
-Niat
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu hajar, maka ia tidak berpuasa.” (Hadits Shahih riwayat Abu Daud: 2098, al-Tirmidz: 662, dan al-Nasa’i: 2293).
Ketentuan Puasa Ramadhan: Syarat, Rukun, dan Hal yang Membatalkan
Adapun bacaan niat puasa Ramadhan adalah sebagai berikut.
نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ رَمـَضَانِ هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىَ
Niat Mandi Wajib Puasa Ramadhan dan Tata Caranya bagi Pria dan Wanita
Nawaitu shouma ghodin ‘an adaai fardhi syahri romadhooni haadzihis sanati lillahi ta’ala.
Artinya: Saya niat mengerjakan ibadah puasa untuk menunaikan kewajiban bulan Ramadhan pada tahun ini karena Allah.
Hukum Belum Mandi Wajib saat Puasa Ramadhan Apakah Sah? Simak Penjelasannya
Bacaan tersebut harus dilafalkan pada malam hari sebelum masuk waktu subuh. Namun pada beberapa kasus, umat muslim tidak membaca niat sampai pagi hari karena berbagai alasan, mulai dari lupa hingga ketiduran.
Untuk mengatasi hal tersebut, niat puasa Ramadhan bisa diucapkan di awal bulan. Niat ini tentu saja berisi tentang keinginan seseorang melaksanakan puasa Ramadhan selama sebulan penuh.
Tips Tetap Sehat dan Jalani Aktivitas saat Puasa Ramadhan
Berikut ini adalah niat puasa Ramadhan selama sebulan penuh.
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta'ala.
Artinya: Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah.
-Menahan diri dari segala hal yang membatalkan
Puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkannya. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
فَاْلئَنَ باَشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللهُ لَكُمْ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ اْلخَيْطُ اْلاَبْيَضُ مِنَ اْلخَيْطِ اْلاَسْوَدِ مِنَ اْلفَجْرِ ثُمَّ اَتِّمُوْا الصِّيَامَ اِلَى اللَّيْلِ
Artinya: Maka sekarang campurilah, dan carilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu, serta makan dan minumlah sampai waktu fajar tiba dengan dapat membedakan antara benang putih dan hitam. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai waktu malam tiba. (QS. al-Baqarah, 2: 187).
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku