Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Idul Fitri 2025, Menag: Alhamdulillah 1 Ramadhan Sama, Lebarannya Juga Sama
Advertisement . Scroll to see content

Mengenal Rukyatul Hilal, Metode dalam Menentukan Awal Puasa Ramadhan

Senin, 12 April 2021 - 15:59:00 WIB
Mengenal Rukyatul Hilal, Metode dalam Menentukan Awal Puasa Ramadhan
Sejumlah perukyat mengamati hilal menggunakan teleskop di bukit Syekh Bela-belu, Kabupaten Bantul, Istimewa Daerah Yogyakarta (DIY). (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Agama (Kemenag) dan sejumlah instansi terkait seperti BMKG, Lapan dan beberapa Ormas Islam termasuk Nahdlatul Ulama hari ini, Senin (12/4/2021) akan melakukan obeservasi atau rukyatul hilal di 34 provinsi. Rukyatul hilal ini untuk melihat bulan baru tanda masuknya awal puasa Ramadhan 1442 Hijriah/2021.

Rukyatul hilal merupakan metode dalam penentuan bulan qamariah. Rukyatul hilal adalah usaha melihat atau mengamati hilal di tempat terbuka dengan mata kepala atau dengan peralatan pada sesaat Matahari terbenam menjelang bulan baru qamariah.

Memang Alquran tidak menjelaskan secara eksplisit mengenai bagaimana penentuan awal Ramadhan, Syawal dan Haji, hanya saja ada beberapa ayat Al-Quran yang memberikan isyaratnya.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Thomas Djamaluddin memberikan penjelasan astronomi mengenai ayat-ayat yang memberikan isyarat  tetang operasional penentuan awal Ramadhan.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

  شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (datangnya) bulan (Ramadhan) itu maka berpuasalah” (QS 2:185)

Dalam Alquran tidak disebutkan jelas kapan datangnya bulan baru. Namun, ada beberapa ayat Alquran yang memberikan isyarat tata cara penentuana wal bulan baru.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah ketika Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram” (QS 9:36).

Bilangan tahun diketahui melalui keberulangan tempat kedudukan bulan di orbitnya (manzilah-manzilah), yaitu 12 kali siklus fase bulan. Keteraturan keberulangan manzilah-manzilah itu yang digunakan untuk perhitungan tahun, setelah 12 kali berulang. Dengan demikian, Muslim pun bisa menghitungnya. Allah SWT berfirman:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat kedudukan bulan), supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu.” (QS. 10:5).

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut