Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Lirik Sholawat Tunjina Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahan 
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah Sholawat Badar, Lirik Beserta Arti dan Keutamaannya

Senin, 06 September 2021 - 07:30:00 WIB
Sejarah Sholawat Badar, Lirik Beserta Arti dan Keutamaannya
Sholawat Badar yang diciptakan KH Ali Mansur Shiddiq memiliki sejarah yang berkaitan dengan pergolakan politik PKI. (Foto: ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sejarah sholawat Badar yang diusulkan Pemprov Jatim sebagai warisan budaya tak benda memang sudah tidak asing di telinga masyarakat Muslim Indonesia, khususnya bagi warga Nahdliyin atau Nahdlatul Ulama. 

Dalam tiap kesempatan baik di pengajian maupun acara keagamaan lainnya, sholawat tersebut selalu dilantunkan. Anak-anak hingga orang dewasa pun hafal dengan lirik sholawat yang berisi doa-doa dengan perantara ahli Perang Badar ini.

Tidak sedikit yang menyangka kalau sholawat badar yang liriknya berbahasa Arab dan bernadzam khas syair Arab lahir dari Arab. Padahal, Sholawat Badar baru terkenal setelah 1960 karena memang baru digubah oleh Kiai Ali Manshur Shiddiq asal Tuban, Jawa Timur pada tahun 1960 sebagai tandingan lagu Genjer-Genjer PKI.

Sholawat Badar telah terbukti khasiatnya pada era 60-an yang membuat dominasi PKI redup bahkan dibubarkan negara.

Sejarah Sholawat Badar

Dikutip dari pecihitam.org, sejarah Sholawat Badar ini penuh degan misteri dan teka-teki. Dalam Antonologi NU, pada suatu malam, Kiai Ali Manshur tidak bisa tidur. Hatinya merasa gelisah karena terus menerus memikirkan situasi politik yang semakin tidak menguntungkan NU. Orang-orang PKI semakin mendominasi kekuasaan di perdesaan.

Sambil merenung, Kiai Ali Manshur terus memainkan penanya di atas kertas, menulis syair-syair dalam Bahasa Arab. Dia memang dikenal mahir membuat syair sejak menjadi santri di Lirboyo, Kediri. 

Kegelisahan Kiai Ali berbaur dengan rasa heran kerena malam sebelumnya dia bermimpi didatangi para sosok berjubah putih-hijau. Semakin heran lagi karena pada saat yang sama istrinya mimpi bertemu dengan Rasulullah. 

Keesokan harinya, mimpi itu ditanyakan pada Habib Hadi Al-Haddar Banyuwangi. Itu adalah Ahli Badar, ya akhi, jawab Habib Hadi.

Kedua mimpi aneh dan terjadi secara bersamaan itulah yang mendorong dirinya menulis syair, yang kemudian dengan Shalawat Badar. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut