Sejarah Singkat Masjid Istiqlal dan Kegunaannya, Terbesar di Asia Tenggara Diarsiteki Penganut Protestan
Direnovasi
Pada 2019, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan merenovasi Masjid Istiqlal dengan biaya Rp465 miliar. Keputusan untuk melakukan perbaikan masjid merupakan perintah Presiden Joko Widodo.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengungkapkan, rencana untuk merenovasi Masjid Istiqlal bermula saat kunjungan Perdana Menteri India, Narendra Modi ke Indonesia. Saat itu, Presiden Jokowi mengajak Modi ke salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara itu.
Menurut Menteri Basuki, Masjid Istiqlal mendesak untuk dilakukan renovasi. Pasalnya, rumah ibadah yang sebelumnya bekas Taman Wilhelmina ini dibangun pada 41 tahun lalu dan belum pernah sekalipun direnovasi.
Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid (BPPMI), Asep Saepudin mengatakan, ada tiga filosofi yang mendasari renovasi masjid yang saat ini memiliki kapasitas hingga 200.000 jemaah ini.
"Pertama adalah Hablumminallah, di mana renovasi dilakukan di gedung utama sebagai tempat ibadah. Kedua, Hablumminannas, dengan plaza dan tempat rekreasi jemaah bisa lebih aman lagi. Terakhir, Hablumminalalamin yaitu lingkungan," kata dia.
Selain tempat ibadah, Masjid Istiqlal juga juga digunakan untuk keperluan sosial, informasi, dakwah, pendidikan, dan kegiatan masyarakat lainnya. Masjid ini dikelola oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal Jakarta.
Masjid Istiqlal memiliki daya tampung jamaah sebanyak 200.000 orang. Terdapat tujuh pintu gerbang masuk ke dalam masjid. Ketujuh pintu gerbang itu dinamakan berdasarkan Asmaul Husna. Bangunan utama berdenah segi empat menghadap ke utara.
Bertingkat lima, di sebelah tenggara terdapat beberapa bangunan terbuka. Tinggi gedung utama sekitar 60 meter, sedangkan panjangnya 100 meter, dan lebarnya 100 meter Gedung utama masjid ini memiliki 2.361 tiang pancang.