Sholat Dhuha di Bulan Ramadhan: Tata Cara, Niat, Doa, dan Keutamaannya
Ushalli sunnata dhuha arba'q raka'atin mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta'alà.
Artinya: Aku niat sholat dhuha empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.
Ini bacaan shahih setelah shalat Dhuha.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat Dhuha, beliau mengucapkan,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ
“ALLOHUMMAGHFIR-LII WA TUB ‘ALAYYA, INNAKA ANTAT TAWWABUR ROHIIM (artinya: Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang) sampai beliau membacanya seratus kali.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 619. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih.)
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan dapat menjadi sarana memohon ampun kepada Allah Ta’ala. Sementara itu, sholat Dhuha sendiri juga memiliki berbagai keutamaan, mendapat pahala haji dan umrah hingga memperlancar rezeki.
Keutamaan sholat dhuha tersebut tertuang dalam hadits dari Anas bin Malik, dimana Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa Shalat Subuh berjamaah lalu duduk berdzikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari kemudian shalat 2 raka’at, maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (Hasan: Shahih At-Tirmidzi, no. 480, 586; Shahih At-Targhib wa AT-Tarhib, no. 464; Ash-Shahihah, no. 3403).
Itulah penjelasan sholat Dhuha di bulan Ramadhan. Semoga kita dapat mengejar ketertinggalan ibadah di bulan yang suci ini.
Editor: Komaruddin Bagja