4 Syarat Niat Puasa Ramadhan yang Wajib Diketahui Muslim
JAKARTA, iNews.id - Syarat niat puasa menjadi salah satu kunci utama sah tidaknya puasa khususnya di Bulan Ramadhan. Puasa sama seperti ibadah pada umumnya, bahwa setiap ibadah pastilah mempunya rukun yang menjadi batasan sah atau tidak sah-nya ibadah tersebut.
Yakni jika rukun terpenuhi, maka ibadah dinyatakan sah. Jika tidak terpenuhi, maka ibadah tidak dinyatakan sah. Begitu juga puasa. Ibadah ini juga punya rukun yang menjadi tolok ukur apakah ibadah puasa sah atau tidak.
Rukun puasa itu hanya ada 2, yakni;
1. Niat, dan
2. Imsak; yakni menahan.
Ahmad Zarkasih dalam bukunya Bekal Ramadhan menjelaskan, berbicara niat, biasanya yang langsung terpatri dalam otak orang muslim Indonesia kebanyakan ketika mendengar lafadz niat puasa berikut:
نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ رَمـَضَانِ هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىَ
Nawaitu shouma ghodin 'an adaain fardhi syahri romadhoona haadzihissanati lillahi ta'aala
Artinya: Saya niat mengerjakan ibadah puasa untuk menunaikan keajiban bulan Ramadhan pada tahun ini, karena Allah SWT.”
Pertanyaannya apakah lafadz niat itu dicontohkan Nabi SAW? Jawabannya tidak, bahkan sahabat dan tabiin juga tidak melafadzkan niat tersebut.
Ulama yang menciptakan redaksi tersebut ialah Imam al-Rafi’i al-Quzwaini (w. 623 H) dari kalangan al-Syafi’iyyah. Beliau menuliskan redaksi niat tersebut dalam kitabnya Fathul-‘Aziz bi Syarhi alWajiz atau biasa yang disebut denagn istilah alSyarhu al-Kabir li al-Rafi’iy (6/293) sebagai implementasi atas syarat-syarat niat tersebut guna memudahkan bagi para muslim ketika ingin berniat puasa Ramadhan.
Redaksi Niat tersebut kembali ditulis ulang oleh Imam al-Nawawi dalam kitabnya Raudhah al-Thalibin yang akhirnya menjadi familiar dan banyak diamalkan kebanyakan muslim.
Tapi yang harus diketahui adalah bahwa niat puasa itu punya syarat-syaratnya. Dalam alMausu’ah al-Fiqhiyah Kuwait (28/21), syarat niat puasa yang disepakati para ulama madzhab itu ada 4: