Tata Cara Tahlil, Urutan, Bacaan, Doa & Artinya
JAKARTA, iNews.id - Tata cara Tahlil urutan, bacaan, dan doa yang dilakukan untuk mendoakan arwah bagi orang yang meninggal pada hari 1-7, 40 hari, 100 hari dan haul atau acara lainnya.
Tujuan tahlil selain untuk mendoakan ahli kubur agar diberikan ampunan, juga mendekatkan diri kepada Allah SWT serta mengingat kematian.
Dalam tahlilan, lazim dilakukan dengan pembacaan Al quran seperti Surat Yasin, Al Fatihah, Surat Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas, Surat Al Baqarah dan Ali Imran. Selain itu, diisi dengan dzikir, tasbih, tahmid dan tahlil serta sholawat.
Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ahmad Sarwat MA dalam bukunya Pro Kontra Tahlilan & Kenduri kematian menjelaskan, kata tahlilan berasal dari kata kerja bahasa Arab hallala – yuhallilu – tahliilan (تهليال – يهلل – هلل).
Kata hallala memiliki arti membaca kalimat tauhid laa ilaaha illaAllah. Di mana kata tahlilan itu sendiri, ada yang mengatakan diambil dari pola mashdar kata hallala yaitu tahlilan (تهليال ).
Adapula yang mengatakan bahwa imbuhan “an” dalam kata tahlil-an mengisyaratkan kepada tradisi yang khas di Indonesia. Maka berdasarkan pendapat kedua ini, istilah tahlilan memiliki definisi sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata tahlilan didefinisikan sebagai, “Pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an untuk memohonkan rahmat dan ampunan bagi arwah orang yang meninggal.”
Sedangkan maksud dari kenduri kematian pada hari ke 7, 40, 100 dan 1.000 dari kematian almarhum adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak keluarga almarhum dalam rangka melakukan ibadah-ibadah muthlaq seperti shadaqah dan tahlilan, yang pahalanya diniatkan untuk dihadiahkan kepada almarhum.
1. Doa Pengantar Tahlil, Tawasul dan Surat Fatihah.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
Bismillahirrahmanirrahim
اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ
Latin: Ilaa hadhrati nabiyyi shollallahu 'alaihi wasallama wa aalihi washahbihi syaiun lillaahi lahumul faatihah
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan para sahabatnya. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua. Al-Fatihah…”
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ
Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami.”
ثُمَّ إلَى حَضْرَةِ إِخْوَانِهِ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَاْلأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَاْلعُلَمَاءِ وَاْلمُصَنِّفِيْنَ وَجَمِيْعِ اْلمَلاَئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا سَيِّدنَا الشَّيْخِ عَبْدِ اْلقَادِرِ الجَيْلاَنِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
اَلْفَاتِحَة…………………………
Artinya: Kemudian kepada para handaitaulanya, dari pada nabi dan utusan, para wali, para syuhada, orang-orang sholeh, para sahabat dan tabi’in, para ulama, para pengarang yang ikhlas, dan kepara para malaikat yang selalu taqarub. Dan terutama kepada penghulu kita Syekh Abdul Qodir Al Jailani, Al Fatihah…..